JAKARTA, KOMPAS.com - Petani Pegunungan Kendeng ingin meminta waktu untuk bertemu dengan Presiden ke-4 Megawati Soekarnoputri. Mereka ingin bercerita perihal pembangunan pabrik semen di sekitar pengunungan Kendeng.
Gunarti, petani asal Pati, Jawa Tengah, sore ini, Sabtu (18/3/2017) mendatangi kediaman Megawati di Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat. Bersama dengan Ranti, Marsih, Parni, dan petani Kendeng lain, mereka menanyakan apakah surat untuk bertemu Mega telah diterima.
"Saya sowan ke rumah ibu Mega, apakah surat saya sudah diterima. Kalau sudah diterima kira-kira kapan Bu Mega siap temui kami. Katanya penjaga sudah diterima sama Bu Kori," kata Gunarti di LBH Jakarta, Sabtu (18/3/2017).
(Baca: Gagal Bertemu Jokowi, Petani Kendeng Tetap Melanjutkan Aksi Semen Kaki)
Surat tersebut telah dikirimkan pada 14 Februari 2017 lalu. Sepekan setelah surat dikirim, Gunarti bertandang ke Jakarta untuk menyampaikan surat secara langsung ke kediaman Mega.
Saat itu, Gunarti diminta untuk mengantarkan surat ke DPP PDI-P. Namun, Gunarti tidak melakukannya. Ia ingin mengetahui nasib surat pertama yang dikirimkan.
Saran untuk datang ke DPP PDI-P juga muncul sore tadi. Mereka diminta untuk bertemu dengan Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto. Dari Hasto, keinginan untuk bertemu Mega disampaikan. Namun mereka belum memutuskan kapan akan bertandang ke sana.
(Baca: Pemerintah Tak Bisa Cegah Ganjar Teken Izin untuk Pabrik Semen di Kendeng)
"Ibu Mega memang harus tahu masalah petani. Masalah anak-anaknya yang hadapi keterancaman ini. Mungkin selam ini Bu Mega tidak tahu apa belum dengar makanya kami ingin ketemu, ingin cerita langsung keadaan kami di sana," ujar Gunarti.
Protes pendirian pabrik
Jumat (17/3/2017), menjadi hari kelima aksi petani Kendeng menolak pembangunan pabrik semen. Aksi menyemen kaki telah mencapai 50 orang. Sehari sebelumnya, 40 petani sudah melakukan aksi menyemen kaki lebih dulu.