Mohon tunggu...
Kompas.com
Kompas.com Mohon Tunggu... Administrasi - Kompas.com

Kompas.com merupakan situs berita Indonesia terlengkap menyajikan berita politik, ekonomi, tekno, otomotif dan bola secara berimbang, akurat dan terpercaya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Apa Alasan Petani Kendeng Ingin Bertemu Megawati?

19 Maret 2017   11:15 Diperbarui: 19 Maret 2017   11:25 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Petani Kabupaten Pati, Gunarti di LBH Jakarta, Sabtu (18/7/2017)

Petani Kabupaten Pati, Gunarti di LBH Jakarta, Sabtu (18/7/2017)JAKARTA, KOMPAS.com - Petani Pegunungan Kendeng, Rembang, protes menuntut bertemu Presiden Joko Widodo.

Mereka meminta kepada Jokowi untuk mencabut izin lingkungan PT. Semen Indonesia yang diterbitkan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Tidak hanya merusak lingkungan, menurut para petani itu, penambangan semen merusak kehidupan sosial ekonomi masyarakat setempat.

Gunarti, petani asal Pati, Jawa Tengah, mengatakan, selain ingin bertemu dengan Jokowi, petani Kendeng juga ingin bertemu Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri.

"Bagi saya, kenapa harus ketemu juga, saya umpakan itu Mega itu ibunya orang se-Indonesia. Bagaimanapun dan sebagai seorang ibu itu ya entah bijaksananya bagaimana tahu apa yang dirasakan anak-anaknya," kata Gunarti di LBH Jakarta, Sabtu malam (18/3/2017).

Gunarti teringat pesan Presiden pertama Sukarno, yang juga ayah Megawati. Bung Karno berpesan kepada masyarakat Indonesia untuk menjaga dan mencintai tanah air.

"Pesan Pak Karno supaya kita tetap mencintai tanah air dan kami cara mencintai ya menjaga melestarikan, tidak dirusak," ucap Gunarti.

Gunarti menilai masyarakat Kendeng tidak lagi ingin mengadu kepada Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Tengah.

(Baca: Gagal Mengadu ke Jokowi, Petani Kendeng Ingin Temui Megawati)

Menurut dia, Ganjar sudah tidak bisa lagi diharapkan.

"Dan ibaratnya orang tua se-Jawa Tengah dia sudah tidak bisa diandalkan, tidak bisa ditangisi untuk melepaskan belenggu anaknya justru biar anaknya terbelenggu ibaratnya," ujar Gunarti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun