Pada 1960, Soviet mengirim makhluk hidup pertama ke ruang angkasa, anjing Belka dan Strelka, mengitari orbit dan membawanya kembali ke bumi.
Setahun kemudian, kosmonot Soviet, Yuri Gagarin, menjadi manusia pertama yang berhasil dikirim ke luar angkasa.
Di sisi lain, China tergolong terlambat dalam hal perkembangan teknologi antariksa. Negeri Tirai Bambu baru berhasil mengirim satelit pertamanya ke orbit bumi pada 1970.
Sejak saat itu, pemerintah China telah menggelontorkan miliaran dollar AS untuk berinvestasi di bidang eksplorasi antariksa, termasuk meluncurkan satelit dan laboratorium luar angkasa selama beberapa dekade terakhir.
Baca juga: Misi Pesawat Change 5 Milik China, Luar Angkasa, dan Sampel Batuan Bulan...
Pada 2019, China menjadi negara pertama yang berhasil mengirim perangkat penjelajah nirawak ke sisi terjauh bulan.
Kemudian pada Juli 2020, China mengirim misi nirawak pertamanya ke Mars, Tianwen-1, yang berhasil memasuki orbit planet merah itu pada Februari 2021.
Pada Desember 2020, misi nirawak Chang'e sukses membawa sampel batuan-batuan bulan ke bumi.
Proyek penting bagi China
Melansir The Guardian, Rabu (10/3/2021) analis independen program antariksa China, Chen Lan, mengatakan, proyek kerja sama pembangunan stasiun riset di bulan adalah proyek penting bagi China.
"Ini akan menjadi kerja sama internasional terbesar China dalam hal eksplorasi luar angkasa, sehingga hasil dari proyek ini tentunya akan membawa pengaruh signifikan," kata Lan.
Sementara itu, Kepala Roscosmos, Dmitry Rogozin, mengatakan bahwa dia telah mengundang kepala CNSA, Zhang Kejian, untuk menghadiri peluncuran perangkat penjelajah bulan milik Rusia, Luna 25.