Melansir The Guardian, gestur salam tiga jari pertama kali terlihat di Myanmar, dalam aksi unjuk rasa yang digelar oleh tenaga kesehatan dan kaum muda pada awal Februari.
Salam tiga jari kembali terlihat pada 8 Februari 2021, saat aksi unjuk rasa besar-besaran digelar di jalanan kota Yangon.
Melalui sosial media, gestur itu menyebar luas dan menjadi simbol perlawanan serta solidaritas perjuangan demokrasi, yang selalu hadir di setiap aksi unjuk rasa.
Beberapa tahun sebelum pergolakan sipil melanda Myanmar, tepatnya pada tahun 2014, salam tiga jari sudah terlebih dulu muncul di Thailand.
Gestur tersebut pertama kali muncul saat aksi unjuk rasa menentang kudeta yang dilakukan oleh militer Thailand pada Mei 2014.
Setelah kudeta militer, sekelompok kecil pemuda berkumpul di depan pusat perbelanjaan untuk berunjuk rasa. Salah satu demonstran tiba-tiba mengangkat tangannya.
"Saat orang ini mulai, yang lain mengikuti. Jadi secara otomatis menjadi simbol anti kudeta," kata Sirawith Seritiwat, aktivis pro-demokrasi Thailand yang hadir saat unjuk rasa itu berlangsung.
Belakangan, salam tiga jari ditetapkan sebagai gestur terlarang oleh militer Thailand.
Baca juga: Status Siaga II, Kemenlu Imbau WNI di Myanmar Tetap di Rumah
Berasal dari karya fiksi The Hunger Games
Salam tiga jari di Thailand dan Myanmar tidak muncul begitu saja. Gestur tersebut merupakan adaptasi dari karya fiksi populer, The Hunger Games.
Melansir Thai Enquirer, dalam novel The Hunger Games karya Suzanne Collins dan serial film adaptasi novel tersebut, salam tiga jari adalah tanda terima kasih, rasa hormat, atau tanda perpisahan seseorang yang dicintai.