"Ya harus diketatkan gitu loh. Selama ini kan pemerintah akhirnya mengakui kalau liburan itu berdampak pada peningkatan kasus," jelas Pandu.
"Padahal, sejak libur Lebaran tahun lalu, kami sudah minta supaya mudik dilarang, ya memang dilarang tetapi tidak diimplementasikan dengan baik. Gambaran kasusnya ya sekarang ini, akumulatif sehingga tidak terkendali," lanjut dia.
Hal lainnya yang perlu diperhatikan pemerintah adalah membangun sistem surveilans yang kewenangannya di bawah kendali Kementerian Kesehatan.
Adapun surveilans itu di antaranya, yakni testing, lacak, dan isolasi yang harus dilakukan secara optimal.
"Selama ini kan tidak diterapkan secara optimal. Mungkin saja menteri sebelumnya tidak kompeten, saya bilang gitu. Nah sekarang kita harus membangun sistem, sistem surveilans yang baik," kata Pandu.
Baca juga: Soal Program Jateng di Rumah Saja, Ini Tanggapan Epidemiolog...
Sejumlah masukan
Dicky Budiman, epidemiolog dari Griffith University, Australia, juga turut hadir dalam pertemuan virtual dengan Luhut.
Dicky mengaku memberikan sejumlah masukan dalam pertemuan tersebut.
Pertama, deteksi dini aktif dan masif.
"Kemudian, klinik demam di tingkat layanan primer, 3T, isolasi karantina secara terpusat dan 5M," kata Dicky saat dihubungi Kompas.com, Kamis (4/2/2021).
Kedua, penguatan respons tingkat komunitas, prinsip bottom up yang berarti dari, oleh, untuk masyarakat, kader kesehatan, serta dukungan pemerintah pusat dan daerah.