PALEMBANG, KOMPAS.com — Muhammad Akbar Tanjung (17) terbaring lemas di rumah sakit setelah terluka diduga terkena peluru nyasar saat razia yang dilakukan petugas Badan Narkotika Nasional (BNN) di eks lokalisasi Jalan Teratai Putih, Kecamatan Sukarami, Palembang, Sumatera Selatan, Kamis (28/2/2019).
Akbar yang masih dalam kondisi tangan diinfus serta hidung dipasang selang oksigen mengatakan, saat kejadian dirinya sedang keluar rumah untuk mencari keberadaan Adi (13), adiknya.
"Malam itu dengar mau ada razia, adik saya keluar. Mau cari adik takut nanti salah sasaran," kata Akbar saat ditemui di Rumah Sakit Myria, Palembang, Jumat (1/3/2019).
Baca juga: Seorang Pemuda Diduga Terkena Peluru Nyasar saat BNN Gelar Razia Narkoba
Akbar mengatakan, hanya berjarak beberapa meter dari rumah, ia mendengar letusan senjata api secara bertubi-tubi. Tanpa disadari, satu peluru ternyata mengenai dirinya.
Sembari memegang baju dengan kondisi berlumuran darah, Akbar langsung berlari ke rumah dan masuk ke dalam kamar.
"Tembakannya begitu banyak, langsung pegang dada ternyata kena (tembak). Saya pulang dan masuk kamar belum bilang sama ibu," ujarnya.
Sekitar pukul 01.00, kondisi Akbar makin kritis. Reni Anggraini (16), adik Akbar, pun terkejut melihat kondisi kakaknya itu sudah berlumuran darah.
"Kamar itu lampunya dimatikan, terus Akbar teriak, 'Ma, Akbar kena tembak'. Saya hidupkan lampu, mulutnya sudah keluar busa, dadanya berdarah, langsung dia dibawa ke rumah sakit," ujar Reni.
Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Sumatera Selatan Brigjen (Pol) Jhon Turman Panjaitan ketika dikonfirmasi membenarkan adanya seorang warga yang terluka saat razia yang digelar pada Kamis malam.
Baca juga: Gadis Pemenang Kontes Kampanye Anti-Senjata Tewas Kena Peluru Nyasar