JAKARTA, KOMPAS.com - Generasi Z Indonesia memiliki tingkat Kepercayaan diri yang tinggi dengan keterampilan teknologinya. Bahkan lebih tinggi dari rata-rata anak muda di Asia Tenggara dan global.
Begitu hasil survei global yang dilakukan oleh perusahaan teknologi, Dell Technologies yang dirilis sampaikan ke media di Jakarta pada Kamis (14/2/2019).
Namun meski begitu, Generasi Z Indonesia juga sangat khawatir dengan potensi mereka mendapatkan pekerjaan. Hasil survei menujukan, 98 persen responden menyatakan hal itu.
Sebanyak 47 persen responden juga menyatakan mereka tidak memiliki pengalaman kerja yang dicari perusahaan-perusahaan saat ini.
Padahal 69 persen responden meyakini bahwa mereka memiliki keterampilan teknologi yang dibutuhkan perusahaan. Hanya saja mereka menganggap belum tentu memiliki keterampilan non-teknologi.
Sementara itu, Managing Director Dell EMC Indonesia Catherine Lian mengungkap, generasi yang lebih senior dari Generasi Z justru memiliki kesenjangan dengan teknologi.
Menariknya dalam survei terungkap bahwa sesungguhnya Generasi Z Indonesia siap untuk membantu rekan kerja yang lebih senior mengatasi ketertinggalan teknologi tersebut.
Sebanyak 76 persen responden di Indonesia menyatakan mereka bersedia membimbing rekan kerja senior mereka untuk mengatasi ketertinggalan teknologi yang terjadi.
Sediakan Program Magang
Dengan hasil survei ini, perusahaan harus menyediakan program magang, rotasi, dan kesempatan - kesempatan pengembangan karir awal untuk membantu Generasi Z mendapatkan pengalaman dan mengembangkan keterampilan non-teknis.
“Saat tiba waktunya untuk menyambut kehadiran Generasi Z di tempat kerja, perusahaan harus bisa menghadapi tantangan menciptakan lingkungan 'digital pertama', mulai dari proses rekrutmen, orientasi, hingga pengalaman kerja sehari-hari," kata Catherine Lian.
"Memahami keterampilan yang dimiliki generasi ini bisa membuka berbagai peluang bisnis baru khususnya jika keterampilan-keterampilan tersebut bisa sukses diterapkan ke semua pekerja, yang artinya mempersempit kesenjangan digital antar pekerja," sambungnya.