Mohon tunggu...
Kompas.com
Kompas.com Mohon Tunggu... Administrasi - Kompas.com

Kompas.com merupakan situs berita Indonesia terlengkap menyajikan berita politik, ekonomi, tekno, otomotif dan bola secara berimbang, akurat dan terpercaya.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Panglima TNI: Ethiopian Airlines yang Masuk Wilayah RI Tanpa Izin, Bawa Mesin Pesawat

16 Januari 2019   18:29 Diperbarui: 16 Januari 2019   18:41 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pesawat Ethiopian Air melintas diwilayah udara NKRI sebelum dilakukan force down oleh dua pesawat F16 Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru (Dok.TNI AU Lanud RSN Pekanbaru)

Pesawat Ethiopian Air melintas diwilayah udara NKRI sebelum dilakukan force down oleh dua pesawat F16 Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru (Dok.TNI AU Lanud RSN Pekanbaru)JAKARTA, KOMPAS.com - Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengaku telah melihat langsung pesawat Ethiopian Airlines call sign ETH3728 yang dipaksa mendarat oleh TNI AU di Bandara Hang Nadim, Batam, Kepulauan Riau.

Pesawat yang terbang dari Addis Ababa, Ibu Kota Ethiopia, menuju Hongkong itu, dipaksa mendarat karena tidak memasuki wilayah NKRI tanpa flight clearence.

Dari kunjungannya, diketahui bahwa Ethiopian Airlines tersebut membawa mesin pesawat. 

"Kebetulan saya kemarin ke Batam melihat pesawat masih di sana, termasuk pesawat itu membawa apa," ungkap Hadi saat ditemui di Kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta Pusat, Rabu (16/1/2019).

Baca juga: Ethiopian Airlines Masuk Wilayah Indonesia Tanpa Kantongi FC

"Pesawat itu membawa engine Rolls Royce dalam rangka melaksanakan overhaul engine pesawat di Hongkong," sambung dia.

Hadi kemudian menjelaskan kronologi kejadian. Awalnya ia mendapatkan laporan ada pesawat yang masuk wilayah Indonesia tanpa flight clearence.

Setelah itu, ia memerintahkan Komando Pertahanan Udara Nasional (Kohanudnas) untuk melakukan penurunan paksa menggunakan pesawat tempur F16 milik TNI Angkatan Udara.

"Saya minta pada waktu itu, siapkan pesawat F16 dari Pekanbaru melaksanakan intercept dan mendaratkan paksa di Batam," ungkap dia.

Selanjutnya, peristiwa tersebut diserahkan kepada Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Kementerian Perhubungan.

Baca juga: TNI AU Panggil Pihak Ethiopian Airlines yang Masuk Tanpa Izin ke Batam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun