JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Komisioner Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Bambang Widjojanto dicoret oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) dari panelis debat calon presiden dan wakil presiden pada Pilpres 2019.
Menanggapi itu, Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Hasto Kristiyanto mengklaim, pihaknya banyak menerima aduan masyarakat baik melalui surat dan media sosial agar KPU dan panelis sebagai pihak yang ikut dalam penyelenggaraan debat harus independen.
"Kami terima banyak surat termasuk dari sosmed disampaikan bagaimana marwah KPU yang independen harus diproses, didukung panelis yang tidak partisan," kata Hasto di sela-sela Parade Akhir Pekan Merah Cinta Negeri di kawasan Monumen Ondel-Ondel, Jakarta, Minggu (6/1/2019).
Baca juga: KPU Kirim Daftar Pertanyaan ke Pasangan Calon Sepekan Sebelum Debat
"Itu merupakan hal yang biasa yang disampaikan masyarakat. Dan kami menjabarkan ke KPU keberatan masyarakat itu," ujar dia.
Hasto menilai, sosok Bambang sudah dikesankan dekat dengan Sandiaga Uno yang saat ini menjadi calon wakil presiden mendampingi calon presiden Prabowo Subianto.
"Pak BW merupakan bagian kampanye Pak Sandi sebelumnya. Sehingga kurang elok kalau panelis berpihak pada salah satu paslon," ujar dia.
Bambang Widjojanto bersama Koordinator Indonesia Corruption Watch (ICW) Adnan Topan Husodo ditarik dari daftar panelis debat calon presiden dan wakil presiden Pilpres 2019.
Baca juga: KPU Targetkan Pertanyaan Debat Pilpres Selesai Sebelum 10 Januari
Menurut Komisioner KPU Wahyu Setiawan, penarikan dua calon panelis ini merupakan permintaan dari tim kampanye pasangan capres dan cawapres nomor urut 01 dan 02.
"Ada dua nama, yakni Pak Adnan (Topan Husodo) dan Pak Bambang Widjojanto, masing-masing itu diusulkan oleh paslon 01 dan 02," kata Wahyu saat dikonfirmasi, Jumat (4/1/2019) malam.