JAKARTA, KOMPAS.com - 13 April 2019, hari terakhir masa kampanye Pemilu Presiden, tinggal 4 bulan lagi. Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin akan segera menurunkan "pasukan infanteri".
Juru Bicara TKN Arya Sinulingga mengatakan, "pasukan infanteri" itu adalah para calon anggota legislatif dari setiap parpol pengusung. Mereka akan melancarkan aksinya mulai Januari 2019.
“Kami punya 150 ribu caleg, sekarang masih pertempuran di udara. Sebentar lagi Januari infanteri akan turun,” tutur Arya di Posko Pemenangan Jokowi-Ma'ruf, di Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (4/12/2018).
Baca juga: Tim Jokowi-Maruf Hormati Keputusan Bawaslu soal Dugaan Pelanggaran Kampanye di Reuni 212
“Kalau infanteri turun liat aja bagaimananya, 9 partai dari 15. Kabarnya PBB akan gabung kita begitu kata Pak Yusril (Ketua Umum PBB Yuzril Ihza Mahendra), berarti ada 10 partai yang turun. Bayangkan 10 partai turun infanteri,” sambung Arya.
Arya mengatakan, "pasukan infanteri" itu diminta melakukan pendekatan langsung kepada masyarakat.
Semua caleg harus turun ke masyarakat untuk mendengarkan aspirasi dan menyampaikan program kerja yang sudah dilaksanakan pemerintah, didukung dengan para relawan.
“Akan saling support nutupi apa yang tidak dimasuki oleh partai. Dia (relawan) akan dikombinasikan sebagai senjata-senjata yang berbeda. Kami rata-rata caleg adalah di teritorial udah pasti, relawan akan bermain di sektoral,” ujar Arya.
Baca juga: Tim Kampanye: Reuni 212 Berjalan Lancar Tak Lepas dari Andil Jokowi
Arya menambahkan, pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin menerapkan micro targeting. Artinya, pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin mengandalkan para caleg dengan pendekatan door to door ke masyarakat.
Lebih lanjut, Arya mengatakan, masa kampanye pada Pilpres 2019 berbeda saat 2014 yang hanya 3 bulan. Sehingga, kata Arya, perlu siasat untuk mengatur masa kampanye yang relatif panjang itu.