JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Badan Pemenangan Nasional (BPN) pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Sudirman Said, tak sepakat jika Presiden ke-2 RI Soeharto disebut sebagai guru korupsi.
Pernyataan tersebut dilontarkan oleh Juru Bicara Tim Kampanye Nasional Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Ahmad Basarah.
Basarah menyebutkan, maraknya korupsi di Indonesia dimulai sejak era Presiden Soeharto. Oleh karena itu, ia menilai Soeharto sebagai guru dari korupsi di Indonesia.
"Saya tidak sepakat kalau dikatakan Pak Harto (Soeharto) adalah guru korupsi," ujar Sudirman saat ditemui di kawasan Thamrin, Jakarta Pusat, Sabtu (1/12/2018).
Baca juga: Polemik Soeharto Guru Korupsi, Sekjen PDI-P Singgung Posisi Amien Rais
Sudirman mengatakan, para pemimpin atau para pendahulu bangsa Indonesia merupakan sumber pembelajaran bagi para pemimpin masa depan.
Meski memiliki kelemahan, para pemimpin tersebut juga memiliki keberhasilan yang patut dicontoh.
Menurut dia. selama menjadi presiden, Soeharto mencatat keberhasilan di sektor pembangunan. Ia menyebut Soeharto sebagai guru pembangunan.
"Semua pemimpin masa lalu Bung Karno, Pak Harto, Gus Dur, Ibu Mega, Pak SBY adalah sumber belajar dan kita ambil hal yang baik kemudian kita tinggalkan yang buruk," kata Sudirman.
Baca juga: Berkarya juga Akan Laporkan Sekjen PSI karena Sebut Soeharto Simbol KKN
"Kita mesti belajar dari para pendahulu hal-hal yang baik. Dan Pak Harto buat saya adalah guru pembangunan, bukan guru korupsi," kata Sudirman.