Mohon tunggu...
Kompas.com
Kompas.com Mohon Tunggu... Administrasi - Kompas.com

Kompas.com merupakan situs berita Indonesia terlengkap menyajikan berita politik, ekonomi, tekno, otomotif dan bola secara berimbang, akurat dan terpercaya.

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Hidung Pesawat Lion Air JT610 Turun 24 Kali dalam 11 Menit Sebelum Hilang Kendali

28 November 2018   12:29 Diperbarui: 28 November 2018   12:44 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI Muhammad Syaugi memeriksa kondisi bagian dari kotak hitam (black box) pesawat Lion Air bernomor registrasi PK-LQP dengan nomor penerbangan JT 610 yang telah ditemukan oleh tim SAR gabungan di KR Baruna Jaya I, di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat, Kamis (1/11/2018). Bagian dari kotak hitam tersebut diserahkan ke pihak KNKT untuk dilakukan investigasi lebih lanjut. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/wsj.

Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI Muhammad Syaugi memeriksa kondisi bagian dari kotak hitam (black box) pesawat Lion Air bernomor registrasi PK-LQP dengan nomor penerbangan JT 610 yang telah ditemukan oleh tim SAR gabungan di KR Baruna Jaya I, di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat, Kamis (1/11/2018). Bagian dari kotak hitam tersebut diserahkan ke pihak KNKT untuk dilakukan investigasi lebih lanjut. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/wsj.KOMPAS.com - Komite Nasional Keselamatan transportasi (KNKT) telah mengumumkan laporan awal kecelakaan pesawat Lion Air penerbangan JT610. Pesawat dengan registrasi PK-LQP itu jatuh di perairan Karawang pada 29 Oktober 2018.

Dalam laporan awal tersebut disajikan data dari kotak hitam Flight Data Recoreder (FDR) yang menunjukkan bahwa sebelum jatuh, hidung pesawat Lion Air JT610 turun secara otomatis hampir 24 kali dalam 11 menit.

Pilot dan kopilot berulang kali berupaya untuk membawa pesawat naik kembali, sebelum akhirnya kehilangan kontrol. Pesawat kemudian menukik dengan kecepatan sekitar 700 kilometer per jam, sebelum akhirnya menghantam laut.

Baca juga: Ini Fitur yang "Dirahasiakan" Boeing, Berkontribusi Pada Kecelakaan Lion Air JT610?

Data FDR Lion Air JT610 bisa dilihat di foto di bawah ini. Perhatikan grafik biru TRIM MANUAL dan grafik orange TRIM AUTOMATIC.

Hidung pesawat turun lebih dari 20 kali dalam 11 menit (grafik oranye). Grafik biru menunjukkan upaya pilot membawa hidung pesawat naik kembali.

Data FDR Lion Air JT610. Grafik biru dan orange (dua paling atas) menunjukkan upaya pilot menaikkan hidung pesawat, melawan kendali otomatis yang membawa hidung pesawat turun.Laporan awal KNKT dari pembacaan data FDR ini konsisten dengan penyelidikan Boeing soal sistem Maneuvering Characteristics Augmentation System (MCAS).

MCAS adalah sistem otomatis yang mencegah pesawat stall atau kehilangan daya angkat dengan menurunkan hidung pesawat secara otomatis, meski dalam kondisi terbang manual (Autopilot OFF).

Meski demikian, MCAS bukan satu-satunya faktor penyebab jatuhnya Lion Air JT610. Kepala Subkomite Penerbangan KNKT, Nurcahyo Utomo sendiri dalam jumpa pers di kantor Kemenhub, Rabu (28/11/2018), mengatakan bahwa insiden ini merupakan multiple failure.

"Pilot menghadapi berbagai kerusakan dalam waktu yang sama," kata Nurcahyo.

Faktor lain yang masih diselidiki saat ini adalah sensor Angle of Attack (AoA) dalam pesawat. Sensor mirip sirip kecil yang berada di samping hidung pesawat ini mendeteksi sudut angle of attack (kemiringan hidung pesawat) saat terbang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun