JAKARTA, KOMPAS.com - Garuda Indonesia melalui anak usahanya, Citilink, mengambil alih operasional Sriwijaya Air melalui kerja sama operasi (KSO).
Seiring dengan itu, keseluruhan operasional Sriwijaya Group termasuk keuangannya akan berada di bawah pengelolaan KSO tersebut.
Baca: Garuda Indonesia Group Ambil Alih Operasional Sriwijaya Air Group
Kerja sama ini juga dapat ditingkatkan lagi ke level kepemilikan saham Sriwijaya Group yang akan diatur kemudian.
Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra mengungkapkan, KSO ini ditujukan untuk membantu Sriwijaya Air Group memperbaiki kinerja operasi dan kinerja keuanganya.
"Termasuk membantu Sriwijaya Air dalam memenuhi komitmen-komitmen atau kewajiban mereka terhadap pihak ketiga yang diantaranya ada pada lingkungan Garuda Indonesia Group,” kata Ari.
Lantas, berapa besar utang Sriwijaya Air ke Garuda Indonesia Group?
Mengutip laporan keuangan Garuda Indonesia September 2018, Sriwijaya Air memang memiliki utang kepada Garuda Indonesia Group. Pada periode tersebut, maskapai penerbangan swasta itu memiliki utang jangka panjang sebesar 9,33 juta dollar AS atau sekitar Rp 135 miliar (kurs Rp 14.600).
Utang tersebut untuk pengerjaan overhaul 10 engine CFM56-3. Pembayarannya akan dilunasi melalui angsuran selama 36 bulan.
"Sementara itu, jumlah yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun sebesar 4.320.000 dollar AS," bunyi laporan tersebut.
Selain utang tersebut, Sriwijaya Air sebelumnya juga memiliki kewajiban kepada Garuda Indonesia, sebesar 6,28 juta dollar AS dan Rp 119,77 miliar (setara 8,7 juta dollar AS.