JAKARTA, KOMPAS.com - Operasi pencarian korban jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 di perairan Karawang, Jawa Barat, telah dihentikan Sabtu (10/11/2018) lalu.
Kepala Badan SAR Nasional Marsekal Madya M Syaugi beralasan, operasi dihentikan karena jumlah temuan semakin sedikit. Pada Sabtu lalu misalnya, Tim SAR tidak menemukan satu pun bagian tubuh korban.
"Berdasarkan pantauan tersebut, kami dari tim SAR Basarnas pusat mengambil keputusan bahwa operasi SAR ini secara terpusat itu disudahi atau ditutup," kata Syaugi.
Operasi yang telah dilakukan sejak hari jatuhnya pesawat, yaitu pada 29 Oktober 2018 tersebut, telah menemukan sejumlah potongan tubuh korban (sebanyak 196 kantong jenazah). Semua potongan bagian tubuh korban itu telah diserahkan ke RS Polri untuk diidentifikasi.
Baca juga: Hentikan Pencarian Korban Lion Air, Kepala Basarnas Minta Maaf
Syaugi berharap, proses identifikasi dapat sesuai dengan manifes pesawat, yaitu ada 181 penumpang dan 8 awak dalam pesawat nahas tersebut.
Syaugi menyebutkan, Kantor SAR Jakarta dan Bandung tetap siap menerima laporan bila nelayan atau masyarakat menemukan tanda-tanda adanya korban.
"Melaksanakannya berapa lama? Terus. Karena mereka ini setiap hari tugasnya itu siaga 24 jam. Jadi kapan pun apabila masih ada, dia akan kerjakan itu," ujar Syaugi.
Sementara itu, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) memastikan proses pencarian black box berisi cockpit voice recorder tetap berlanjut walau operasi pencarian korban dihentikan.
"Kami belum tahu sampai kapan pencarian ini bisa kami lakukan, tentunya juga kami harus nantinya berpikir masalah biaya karena biaya pencarian black box ini cukup masif (besar)," kata Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono.
Menurut Soerjanto, operasi pencarian black box membutuhkan dana banyak karena melibatkan teknologi-teknologi canggih.