OTTAWA, KOMPAS.com - Pemerintah Rusia secara resmi mengecam keputusan Kanada dalam melakukan legalisasi ganja yang dianggap tidak dapat diterima dan melanggar hukum internasinal.
Rusia menilai langkah legalisasi ganja yang dilakukan Kanada berpeluang memicu terjadinya peningkatan dalam perdagangan ilegal ganja di luar negeri.
"Kami yakin bahwa legalisasi tersebut telah bertentangan dengan hukum internasional tentang pengendalian narkoba," kata Kedutaan Rusia di Ottawa dalam pernyataannya, Senin (22/10/2018).
Menurut Moskwa, Kanada telah melanggar perjanjian pengendalian obat-obatan utama termasuk Konvensi 1961 tentang obat-obatan narkotika, Konvensi 1971 tentang zat-zat psikotropika dan Konvensi 1988 tentang melawan perdagangan gelap obat-obatan narkotika dan psikotropika.
Baca juga: Resmi Legal, Toko-toko Ganja di Kanada Kehabisan Stok
"Dengan secara sadar menggagalkan pemerintahan pengendalian narkoba internasional, Pemerintah Kanada telah menciptakan pasar narkoba terbesar di dunia."
"Terlepas dari semua klaim dan tindakan yang dimaksudkan untuk mencegah ekspor ganja melintasi perbatasan nasional, namun pasti akan tetap menimbulkan peningkatan yang cukup besar dalam perdagangan ilegal ke negara lain," kata kedutaan Rusia.
Pihak kedutaan menambahkan, Rusia dan negara-negara lain mungkin harus mengambil langkah-langkah tambahan untuk mencegah kemungkinan adanya upaya penyelundupan ganja, maupun produk turunannya, dari Kanada.
Kanada telah resmi melegalkan penjualan dan penggunaan ganja untuk tujuan rekreasional pada 17 Oktober lalu, menjadikannya negara berekonomi kuat pertama yang melakukannya.
Legalisasi ganja sekaligus memenuhi janji kampanye dari Perdana Menteri Justin Trudeau pada 2015 lalu, yang disebutnya bertujuan untuk melindungi kaum muda dan menutup pasar gelap.
Richard Walker, juru bicara Kementerian Luar Negeri Kanada, mengatakan kepada AFP bahwa Kanada akan tetap mendukung kerangka kerja pengendalian narkoba internasional dan terus memerangi perdagangan narkoba ilegal.