SOCHI, KOMPAS.com - Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan bakal mengerahkan senjata nuklir jika negaranya mendapat serangan.
Pernyataan itu disampaikan Putin dalam forum kebijakan internasional di Sochi, sebagaimana diwartakan Sky News Kamis (18/10/2018).
Presiden berusia 66 tahun itu berujar, senjata nuklirnya langsung diluncurkan jika sistem peringatan mendeteksi adanya serangan rudal.
Baca juga: Putin: Penembakan Massal di Crimea Efek dari Insiden Tragis di AS
"Pihak penyerang bakal tahu bagaimana balasan kami. Jika ada satu serangan saja ke wilayah Rusia, maka kami bakal membalas," tegas Putin.
Russian Today mengulas, doktrin Rusia mengizinkan mereka untuk menggunakan nuklir dalam konflik konvensional. Namun, penggunaan itu dilaksanakan jika mereka eksistensi mereka terancam.
Putin melanjutkan, dia mengakui aksi itu bakal berdampak kepada kemusnahan global. Namun, dia menggarisbawahi pernyataan bahwa "Rusia tak memulainya".
"Kami jelas adalah korban dari agresi itu, dan bakal naik ke surga sebagai martir. Sedangkan penyerang bakal terbunuh lebih dahulu," ujar Putin.
Maret lalu, Putin memperkenalkan adanya enam senjata strategis baru. Antara lain rudal penjelajah berkekuatan nuklir dan drone.
Rudal bernama Avangard tersebut merupakan rudal hipersonik yang diklaim bisa melaju hingga 20 kali kecepatan suara.
Rudal tersebut diklaim bisa menghantam target manapun hanya dalam waktu 1,5 jam, dan mampu bermanuver dalam kecepatan tertinggi.