Selain itu, kata Prabowo, Ratna sempat mengaku ada kalimat ancaman yang dilontarkan oleh pelaku terkait sikap politiknya.
"Ya ternyata tidak ada barang yang dicuri, tidak ada uang yang hilang, apalagi kalau bukan proses untuk intimidasi. Saya tidak tanya secara detail tapi ada kata-kata ancaman itu," ujar Prabowo.
Diketahui, Ratna kerap mengkritik kebijakan pemerintah. Ia juga sempat bergabung dalam gerakan #2019GantiPresiden yang diinisiasi oleh politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera.
Baca juga: Prabowo Yakin Ada Motif Politik di Balik Dugaan Penganiayaan Ratna Sarumpaet
Prabowo mengatakan, dalam alam demokrasi, setiap orang bebas dalam memilih sikap atau pandangan politik apapun.
Jika kritik yang dilontarkan dinilai sebagai fitnah, seharusnya dapat diselesaikan melalui proses hukum.
"Kalau terjadi suatu fitnah ada prosesnya, bisa diadukan ke pengadilan. Tapi melakukan tindakan seperti ini terhadap seorang ibu-ibu berusia 70 tahun saya kira ini sebagai suatu tindakan yang di luar batas," ucapnya.
Bertemu Kapolri
Prabowo menegaskan bahwa pihaknya akan menemui Kepala Polri (Kapolri) Jenderal Pol Tito Karnavian terkait kasus dugaan penganiayaan yang dialami oleh Ratna.
Menurut Prabowo, kasus kekerasan yang dialami oleh Ratna bukan yang pertama kali. Ia mencontohkan kasus persekusi yang dialami oleh Wakil Ketua Badan Pemenangnan Nasional (BPN) sekaligus aktivis gerakan #2019GantiPresiden Neno Warisman.
Kemudian, ia juga menyinggung kasus penyiraman air keras yang menimpa penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan.
"Saya bersama tokoh-tokoh dari badan pemenangan kita dari Koalisi Indonesia Adil Makmur berencana dalam waktu dekat untuk minta waktu menghadap Kapolri dan pejabat-pejabat lain untuk membicarakan masalah ini," kata Prabowo.