JAKARTA, KOMPAS.com - Kabar dugaan penganiayaan salah satu anggota Badan Pemenangan Nasional pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Ratna Sarumpaet semakin santer seiring tersebarnya foto Ratna dengan wajah lebam.
Pada Selasa (2/10/2018) sore, bersama Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais dan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon, Prabowo bertemu dengan Ratna di sebuah tempat.
Prabowo menyesalkan terjadinya penganiayaan yang dialami oleh Ratna Sarumpaet.
Ia mengatakan dirinya baru mendapat kabar tentang penganiayaan tersebut pada Senin (1/10/2018) malam. Kemudian pada Selasa (2/10/2018) sore ia menemui Ratna
"Kami sangat kaget, prihatin, sangat kecewa bahwa telah terjadi suatu aksi kekerasan, penganiayaan, suatu pukulan yang kejam terhadap salah satu pimpinan dari pada badan pemenangan kampanye kami yaitu Ibu Ratna Sarumpaet," ujar Prabowo saat memberikan keterangan pers di kediaman pribadinya, Selasa (2/10/2018) malam.
Baca juga: Ratna Sarumpaet Disebut Dikeroyok di Bandara Bandung
Menurut Prabowo, hingga saat ini Ratna masih mengalami trauma. Bahkan, ia menilai penganiayaan yang dialami Ratna sebagai tindakan yang represif dan melanggar hak asasi manusia (HAM).
Selain itu, ia juga berpendapat bahwa penganiayaan Ratna sebagai bentuk ancaman terhadap demokrasi. Pasalnya, peristiwa kekerasan juga pernah dialami oleh Wakil Ketua BPN sekaligus aktivis gerakan #2019GantiPresiden Neno Warisman.
"Ini menurut kami suatu tindakan yang represif tindakan yang di luar kepatutan, jelas tindakan pelanggaran HAM, bahkan menurut saya tindakan pengecut," kata mantan Komandan Jenderal Kopassus itu.
Prabowo menduga ada motif politik di balik peristiwa penganiayaan yang dialami Ratna. Dugaaan tersebut muncul karena tidak ada barang berharga maupun uang Ratna yang hilang pasca-penganiayaan.
Baca juga: Kronologi Penganiayaan Ratna Sarumpaet versi Wakil Ketua Timses Prabowo-Sandi