KOMPAS.com - Belum lama ini foto yang diduga sebagai korban gempa di Palu beredar luas di media sosial Facebook. Diketahui foto tersebut bermula dari post di salah satu halaman Facebook pada Minggu, 30 September 2018.
Dalam foto itu, terlihat beberapa relawan sedang menjalankan tugas di tengah mayat-mayat yang telah dibungkus kain kafan. Disebutkan juga, admin tersebut meminta pengguna Facebook lain untuk men-share unggahan itu.
Namun, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) memastikan bahwa foto dan keterangannya tidak benar alias hoaks.
"Foto tersebut adalah salah satu hoaks yang kami jaring selama tiga hari, dari 29 September-1 Oktober 2018," ujar Pelaksana Tugas Kepala Humas Kementerian Kominfo Ferdinandus Setu, melalui pesan tertulis kepada Kompas.com, Selasa (2/10/2018).
Ferdinandus mengungkapkan, dari hasil pemantauan atas konten negatif didapatkan delapan konten negatif yang merupakan hoaks yang beredar di jaringan internet baik melalui situs maupun media sosial dan platform.
Baca: Jokowi Instruksikan Kapolri Tangkap Penyebar Hoaks Gempa dan Tsunami Sulteng
Dari delapan konten tersebut, ternyata semuanya mengarah ke pemberitaan gempa dan tsunami di Palu.
"Faktanya foto yang digunakan tersebut adalah foto kejadian gempa tsunami Aceh pada 26 Desember 2004 lalu yang disebarluaskan kembali sebagai dokumentasi korban gempa tsunami di Palu," ujar Ferdinandus.
Kementerian Kominfo mengimbau kepada seluruh masyarakat agar tidak mudah mempercayai dan menyebarluaskan informasi yang tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya atau tidak jelas sumbernya.
Ferdinandus menambahkan, jika ada informasi yang diduga mengandung hoaks, masyarakat dapat melaporkannya melalui laman aduankonten.id, email aduankonten@kominfo.go.id atau mention ke akun Twitter @aduankonten.
Baca juga: Ini 8 Hoaks Seputar Gempa dan Tsunami Sulteng, Jangan Disebarkan