Mohon tunggu...
Kompas.com
Kompas.com Mohon Tunggu... Administrasi - Kompas.com

Kompas.com merupakan situs berita Indonesia terlengkap menyajikan berita politik, ekonomi, tekno, otomotif dan bola secara berimbang, akurat dan terpercaya.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Cerita Warga Merangkak ke Gua demi Mendapatkan Air Bersih

27 September 2018   16:15 Diperbarui: 27 September 2018   16:20 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana di Dalam Gua yang digunakan Warga Dusun Blado, Desa Giritirto, Purwosari, Gunungkidul

Suasana di Dalam Gua yang digunakan Warga Dusun Blado, Desa Giritirto, Purwosari, GunungkidulYOGYAKARTA, KOMPAS.com - Kecamatan Purwosari, Gunungkidul, Yogyakarta, merupakan salah satu wilayah yang setiap tahun mengalami kekeringan. Salah satu penyebabnya adalah minimnya sumber air bersih yang dimiliki masyarakat.

Namun sejak hari Senin (24/9/2018), harapan untuk mendapatkan air bersih terbuka. Sebab, beberapa orang warga Dusun Blado, Desa Giritirto, menemukan sebuah gua yang di dalamnya terdapat sumber air bersih yang melimpah.

Namun saat ini kendala yang dihadapi masyarakat masalah dana untuk mengangkat air bersih tersebut sampai ke permukaan.

Kepala Dusun Blado, Witanto menceritakan, sumber air bersih ini pertama kali diketahui oleh seorang warganya bernama Jumakir dan ketiga orang rekannya. Saat itu, keempat warga tersebut sedang mencari kelelawar, lalu menelusuri gua dan menemukan sumber air.

"Di dalamnya terdapat sumber air cukup jernih, dan (debit) besar," katanya kepada wartawan, Rabu (26/9/2018) petang.

Meski sulit masuk ke gua, namun sebagian warga nekat mengambil air. Padahal mulut gua itu terjal. Untuk masuk ke gua, warga harus merangkak selama 20 menit. Lalu berjalan kaki selama 10 menit dan berjongkok untuk mengambil air dari sumber air bersih.

"Warga di sini pun sudah mengambil air menggunakan jerigen," ucapnya.

Baca juga: Mencari Mata Air Berusia Ratusan Tahun yang Hilang di Hutan Grobogan

Penemuan sumber air ini, menurut Witanto, menjadi semangat baru bagi warga untuk mendapatkan air bersih. Sebab, selama ini masyarakat di sana harus membeli air bersih seharga Rp 50.000 Untukk 30 jerigen yang masing-masing berukuran 10 liter.

"Untuk tangki swasta harganya Rp 150.000 per tangkinya," ujarnya.

Meski sudah menemukan sumber mata air, namun warga masih menghadapi masalah lain, yakni masalah akses. Warga masih kesulitan mengangkat air ke permukaan. Warga sudah mencoba menyedot air menggunakan pompa listrik dengan genset, tetapi gagal.

"Semoga pihak terkait, terutama pemerintah, bisa membantu masyarakat di sini untuk meneliti dan mengangkat air dari dalam gua," ucapnya.

Salah seorang warga, Triyanto berharap dukungan pemerintah untuk membantu mengangkat air. Ia berharap air tersebut bukan hanya untuk masyarakat Dusun Blado, tetapi juga warga Desa Giritirto.

"Selama ini kami setiap musim kemarau selalu membeli air bersih. Dengan adanya sumber ini semoga bisa mengurangi beban masyarakat," katanya.

Baca juga: Sukijan, Sang Penjaga Mata Air di Bukit Menoreh

Camat Purwosari Agung Danarta mengatakan, pihaknya akan berkoordinasi dengan intansi untuk meneliti debit air.

"Kelihatannya besar (debitnya) karena saat musim kemarau seperti ini debitnya masih tinggi. Nanti jika sudah ada penelitian akan kita koordinasikan dengan masyarakat sekitar," ucapnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun