KOMPAS.com - Euforia Asian Games 2018 masih terasa sampai sekarang. Indonesia telah berhasil menjadi tuan rumah dan penyelenggara perhelatan akbar Benua Asia sangat baik.
Selain itu, kontingen Indonesia juga mencatatkan namanya pada klasemen empat perolehan medali.
Inasgoc (Indonesia Asian Games Organizing Committee) selaku penyelenggara Asian Games 2018 mendapat banyak apresiasi dari berbagai organisasi olahraga dunia.
Namun, jika kita sejenak menoleh ke belakang, terdapat ajang pesta olahraga pertama yang diselenggarakan oleh Pemerintah Indonesia.
Pesta olahraga berjuluk "Pekan Olahraga Nasional (PON)" merupakan ajang olahraga yang melibatkan atlet terbaik dari seluruh provinsi di Indonesia. Kegiatan itu diadakan empat tahun sekali.
Mereka berkumpul dalam satu tempat dan bertanding memperebutkan medali dari berbagai cabang olahraga.
Baca juga: Sejarah Penyelenggaraan Asian Para Games
Kota Solo sebagai saksi
Pada awalnya, Persatuan Olahraga Republik Indonesia (PORI) ingin mempersiapkan atlet Indonesia untuk mengikuti ajang Olimpiade Musim Panas XIV di London pada 1948.
Berbagai kendala dihadapi oleh atlet Indonesia karena status PORI belum menjadi anggota Internasional Olympic Committee (IOC). Selain itu, status Indonesia dalam dunia Internasional juga belum jelas karena pengaruh Belanda.
Paspor atlet Indonesia tak diakui oleh Inggris. Sedangkan, atlet-atlet Indonesia hanya bisa berpartisipasi di London dengan memakai paspor Belanda.
Berbagai upaya pendekatan dilakukan Indonesia kepada Inggris, namun hasilnya nihil. Untuk mengatasi ini semua, PORI ingin menghidupkan acara olahraga bertaraf nasional yang diikuti oleh berbagai Provinsi di Indonesia.