KOMPAS.com - Akhir pekan lalu diwarnai kejadian penembakan massal yang terjadi untuk kesekian kalinya di Amerika Serikat. Insiden kali ini adalah lomba e-sport dengan game Madden NFL 19 bertema football Amerika, di Jacksonville, Florida.
Salah seorang peserta bernama David Katz jauh-jauh mampir dari Baltimore -lebih dari 1.000 km jaraknya dari Jacksonville- untuk ikut serta dalam kompetisi dimaksud.
Sayang, pria berusia 24 tahun ini tak berhasil memenangkan hadiah utama senilai 25.000 dollar AS (Rp 365 juta) lantaran tereliminasi.
Namun Katz rupanya belum selesai dari kompetisi. Entah apa yang ada dalam pikirannya, dia kembali ke arena dengan menggenggam pistol, lalu mulai menembaki peserta dan penonton yang sedang berkerumum untuk melihat pertandingan.
Kejadian yang berlangsung pada hari Minggu pekan lalu tersebut sempat disiarkan secara langsung karena panitia memang menyediakan tayangan live streaming pertandingan game.
Sebuah titik laser berwarna merah (alat pembidik pada pistol) dilaporkan sempat terlihat di baju salah seorang peserta dalam live streaming, sebelum Katz memberondongnya.
Setidaknya 11 suara tembakan terdengar lewat live streaming. Tayangan kemudian terputus, berganti pesan berbunyi “controller disconnected”.
Laporan saksi mata yang dirangkum KompasTekno dari LA Times, Selasa (28/8/2018) menyebutkan bahwa Katz sengaja mengincar “beberapa orang”. Katz lalu bunuh diri dengan menembak dirinya sendiri.
Timah panas dari pistol Katz menewaskan dua peserta lain, yakni Elijah Clayton dan Taylor Robertson. Di samping ketiga korban tewas itu, belasan lainnya dilaporkan ikut mengalami luka-luka.
Baca juga: Penonton dan Peserta Kompetisi E-sport Ditembaki, 4 Tewas
Penembakan di ajang eSports tersebut mengejutkan komunitas gamer, terutama di Amerika Serikat. Beberapa pihak menyoroti pengamanan saat lomba game yang dinilai longgar.