Mohon tunggu...
Kompas.com
Kompas.com Mohon Tunggu... Administrasi - Kompas.com

Kompas.com merupakan situs berita Indonesia terlengkap menyajikan berita politik, ekonomi, tekno, otomotif dan bola secara berimbang, akurat dan terpercaya.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Mahathir: Malaysia Bisa Belajar Banyak dari China

22 Agustus 2018   12:16 Diperbarui: 22 Agustus 2018   16:15 396
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
PM Malaysia Mahathir Mohamad menjabat tangan PM China Le Keqiang usai menggelar jumpa pers di Beijing, Senin (20/8/2018).

BEIJING, KOMPAS.com - Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad, Selasa (21/8/2018) mengatakan, negerinya harus belajar banyak hal dari China.

Terutama, lanjut Mahathir, bagaimana China mampu menyediakan makanan, teknologi, dan lapangan kerja bagi 1,4 miliar warganya.

Mahathir menambahkan, tak hanya mampu memenuhi kebutuhan pangan warganya, China juga masih memproduksi beras yang cukup untuk keperluan ekspor.

Baca juga: 100 Hari Pertama, Mahathir Klaim Penuhi 21 dari 60 Janji Kampanye

"Malaysia, dengan penduduk 30 juta orang, hanya mampu menghasilkan beras untuk 70 persen warganya meski pemerintah sudah memberikan subsidi pupuk," ujar Mahathir kepada jurnalis di pengujung kunjungan kerja lima harinya di Beijing.

Salah satu tempat yang dikunjungi Mahathir di Negeri Tirai Bambu adalah Akademi Ilmu Pertanian China dan Taman Inovasi Teknologi dan Ilmu Pertanian Nasional.

Mahathir melanjutkan, Malaysia juga bisa belajar dari China cara memasarkan produknya lewat dunia maya tak hanya ke pasar domestik tetapi juga dunia.

Hal ini disampaikan saat Mahathir membagi pengalamannya usai mengunjungi markas besar Alibaba Group di Hangzhou dan bertemu sang pendiri, Jack Ma.

"Warga desa bisa memasok kebutuhan seluruh negeri, bahkan dunia, dengan menjual produk secara online. Kita tak mungkin hidup dalam kemiskinan," tambah dia.

Mahathir juga membagi pengalamannya mengendarai kereta api super cepat dari Hangzhou menuju Beijing.

Dia menyatakan, Malaysia belum membutuhkan jaringan kereta api super cepat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun