JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Komandan Komando Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY menjadi kandidat kuat calon wakil presiden pendamping Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
Kurang dari satu bulan pendaftaran calon peserta Pemilu Presiden (Pilpres) 2019, nama Anies dan AHY sering disebut-sebut oleh elite partai calon mitra koalisi Gerindra.
Wacana menyandingkan Prabowo dengan Anies atau AHY pun bermunculan. Bahkan ada pula yang mewacanakan Anies dan AHY sebagai capres-cawapres 2019.
Terkait pertemuan dengan Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Syarief Hasan pada Kamis (5/7/2018) lalu, Prabowo mengakui bahwa dirinya tengah mempertimbangkan AHY sebagai cawapres.
Menurut dia, AHY merupakan sosok yang berpotensi menarik pemilih-pemilih muda di bawah usia 45 tahun.
"Kenapa saya mengatakan kami pun melirik saudara AHY, masalahnya adalah bahwa bagian dari pemilih yang usia di bawah 45 tahun besar sekali," ujar Prabowo saat ditemui di kediaman pribadinya, Jakarta Selatan, Jumat (6/7/2018).
"Jadi kalau antara pemilih dan calon, kalau hubungan emosionalnya terlalu jauh, tidak baik juga," ucapnya.
Kendati demikian, Prabowo belum memutuskan apakah AHY akan mendampinginya sebagai cawapres pada Pilpres 2019 mendatang.
Prabowo mengatakan, saat ini seluruh opsi sosok cawapres masih harus dibicarakan dengan mitra koalisi Partai Gerindra, yakni PKS dan PAN.
"Saya sampaikan ke Pak Syarief Hasan, kami tidak ada masalah, kami welcome tapi karena saya sudah terlanjur bekerjasama erat dengan PKS dan PAN berarti perlu ada konsensus karena kami ingin suatu koalisi yang kuat ke depannya," kata Prabowo.
Nama Anies Baswedan juga masuk dalam radar mantan Komandan Jenderal Kopassus itu.