"Dalam arti, kekuatan partai-partai pendukung di belakang mereka itu tampil besar. Dalam hal ini kekuatan nasionalis-agama, nasionalis-islam ya. Jadi di Jateng itu kan pertarungan antara nasionalis-sekuler dan nasionalis-agama," ungkapnya.
Menurut Toto, pada beberapa pilkada kota dan kabupaten, partai nasionalis agama dinilainya berhasil merebut kontestasi pilkada. Sebab, mereka memiliki kekuatan meraih pasar pemilih yang cukup besar sehingga mampu mengimbangi atau mendekati pasangan pemenang.
Baca juga: Hasil Pilkada Jateng, Jabar, dan Jatim Berdasarkan Quick Count Litbang Kompas
"Dan saya curiga, sebetulnya modal elektabilitas Sudrajat-Syaikhu atau Sudirman Said-Ida itu besar. Cuma tidak terdeteksi oleh lembaga survei, entah dengan satu atau hal lain itu tidak terdeteksi. Kita enggak tahu sebabnya," katanya.
Litbang Kompas mengambil 400 sampel TPS dengan metode pemilih sampel stratified sistematic sampling yang tersebar di seluruh daerah.
Adapun simpangan kesalahan (margin of error) 1 persen. Artinya, hasil survei bisa bertambah atau berkurang sekitar 1 persen. Survei ini memiliki tingkat kepercayaan 99 persen.
Angka ini bukan hasil penghitungan resmi. KPU akan melakukan rekapitulasi hasil suara hingga 9 Juli 2018.
Hasil penghitungan resmi akan diumumkan KPU setelah rekapitulasi selesai.