JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Suhardi Alius menuturkan, BNPT terus memantau warga negara Indonesia (WNI) yang kembali dari Suriah dan terindikasi punya kaitan dengan kelompok teror ISIS.
Menurut Suhardi Alius, ada ratusan WNI yang kembali ke Tanah Air per Mei 2018. Namun, ia tidak menyebutkan berapa jumlah pastinya.
"Ada beberapa ratus, tapi saya lupa. Kami datakan itu semua, bahkan kami petakan," ujar Suhardi saat ditemui seusai Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi III DPR, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (30/5/2018).
Suhardi menjelaskan, WNI yang kembali dari Suriah dapat dikategorikan dalam dua kelompok, yakni deportan dan returnist.
Baca juga: BNPT Mengaku Tak Bisa Terus Pantau WNI yang Gagal Masuk Suriah
Deportan adalah WNI yang tertangkap kemudian dipulangkan oleh Pemerintah Turki sebelum berhasil masuk ke wilayah Suriah.
Sementara, returnist merupakan WNI yang sudah sempat masuk wilayah Suriah, kemudian pulang ke Indonesia.
Setelah didata, mereka wajib mengikuti program deradikalisasi BNPT selama satu bulan.
Mereka dikelompokkan ke dalam beberapa klaster berdasarkan tingkat paparan radikalisme, dari mulai yang paling lemah hingga yang paling kuat. Menurut Suhardi, tiap klaseter pun dilakukan secara berbeda-beda.
Baca juga: Kapolri Berharap Polisi Bisa Menindak Mereka yang Kembali dari Suriah
Usai menjalani program deradikalisasi, para WNI itu dipulangkan ke daerah asal mereka masing-masing.