Ledakan bom menewaskan istri Anton, Puspitasari (47), dan anak perempuan mereka, HAR (17), terlebih dahulu, dan kemudian melukai ketiga anak yang lain. Anton kemudian tewas ditembak polisi yang datang ke lokasi.
Saat itu, Anton disebut membahayakan karena tengah memegang saklar bom di Blok B lantai 5 nomor 2 Rusunawa Wonocolo.
Tiga anak Anton lainnya selamat, yaitu AR (15), FP (11), dan GHA (10).
Kapolda Jawa Timur Irjen Machfud Arifin menuturkan, AR, satu dari empat anak Anton, menolak mengikuti doktrin orangtuanya untuk menjadi teroris.
Dia memutuskan untuk tidak seperti kakak dan adik-adiknya yang tidak bersekolah.
"Ada satu anak dewasa yang di Rusun Wonocolo itu menolak ikut ajaran dari orangtuanya," kata Machfud di Media Center Polda Jatim, Selasa (15/5/2018).
"Ia memilih untuk tetap bersekolah dan ikut dengan neneknya," tambahnya.
Machfud mengatakan, berdasarkan keterangan AR, sang ayah secara rutin memperlihatkan video jihad kepada mereka.
Baca juga: Kisah Anak Pelaku Bom Sidoarjo yang Tolak Ajaran Ayahnya Jadi Teroris
3. Sendirian, Tak Ada Keluarga yang Dampingi Putri Keluarga Pelaku Bom yang Selamat di RS