JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia memastikan pendorong utama nilai tukar rupiah terhadap dollar AS adalah faktor eksternal.
Nilai tukar rupiah awal pekan ini tercatat sempat menyentuh posisi Rp 13.921 per dollar AS siang tadi, melemah 0,13 persen dibanding akhir pekan lalu sebesar Rp 13.893 per dollar AS.
"Rupiah ini lebih banyak faktor eksternal ya. Kami lihat, nilai tukar dollar sudah mulai menguat, major maupun emerging currencies. Begitu juga yield di global, khususnya US treasury, sekarang sudah makin mendekati 3 persen," kata Direktur Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia Rahmatullah saat ditemui di kantornya, Senin (23/4/2018).
Rahmatullah mengungkapkan, faktor lain yang cukup signifikan adalah antisipasi para pelaku pasar global terhadap kemungkinan kenaikan Fed Fund Rate hingga empat kali dalam tahun ini. Sebelumnya, kemungkinan kenaikan Fed Fund Rate diprediksi hanya tiga kali pada Maret, Juni, dan Desember.
Meski begitu, Rahmatullah mengimbau pelaku pasar dalam negeri untuk tidak khawatir. Kondisi saat ini, di mana dollar AS menguat terhadap rupiah, sudah sering dialami dan dapat ditangani dengan baik sehingga nilai tukar rupiah terhadap dollar AS kembali stabil ke nilai fundamentalnya.
"Kami kan sudah sering lihat yang dollar AS menguat, kemudian turun lagi. Ini sangat terbuka kemungkinan bahwa dollar secara global akan terkoreksi melemah," tutur Rahmatullah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H