JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Staf Kepresidenan Jenderal TNI (Purn) Moeldoko menyayangkan adanya kelompok-kelompok yang mengatasnamakan agama, tetapi justru menyebarkan kebencian dan fitnah yang bisa memecah-belah bangsa.
Hal itu diungkapkan Moeldoko saat menghadiri acara Haul Masyayikh Kiai Mukhtar Safa’at Abdul Ghofur di Pondok Pesantren Darussalam, Blok Agung, Banyuwangi, Jawa Timur
Pada kesempatan itu, Moeldoko juga menyampaikan pesan dari Presiden Joko Widodo agar para santri bersama-sama menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dan tidak mudah terprovokasi oleh berita bohong atau hoaks.
Baca juga : Santri Arsitek Bicara Peradaban Islam Melalui Arsitektur
"Dalam hubungan dengan situasi aktual saat ini di mana bangsa Indonesia tengah memasuki masa pesta demokrasi, karakter yang toleran akan sangat mendukung terciptanya pesta demokrasi yang damai dan aman," ujar Moeldoko seperti dikutip dari siaran pers Kantor Staf Kepresidenan, Rabu (4/4/2018).
Pondok Pesantren Darussalam didirikan tahun 1951 oleh Kiai Mukhtar Safa’at Abdul Ghofur. Ponpes ini merupakan pondok pesantren tertua dan terbesar di kawasan Banyuwangi.
Sebagai Ponpes tertua, Darussalam mengutamakan pembentukan karakter yang toleran terhadap perbedaan.
Oleh karena itu, kata Moeldoko, Presiden Jokowi selalu memberi perhatian besar terhadap semua pondok pesantren melalui berbagai bentuk program langsung maupun tidak langsung.
Ia menyebutkan, sejumlah program ekonomi umat di antaranya bank wakaf mikro yang digagas Presiden Jokowi serta menjaga hubungan baik dengan negara-negara Islam.
Baca juga : Siapkan Santri Era Digital, Menaker Dorong Pesantren Maksimalkan Teknologi Informasi
“Dalam pertemuan dengan Presiden Afganistan sekitar dua minggu lalu, Presiden Afganistan selain menyampaikan respek dan kekagumannya pada bangsa Indonesia yang mampu hidup rukun dalam demokrasi yang dewasa. Presiden kita juga diingatkan oleh Presiden Afganistan untuk terus menjaga keutuhan bangsa,” papar Moeldoko.