Fokus pada satu kasus
Saya kembali pada penelusuran saya. Seperti saya katakan di atas, awalnya saya hendak melakukan investigasi pada dua kasus di atas.
Tetapi dalam perjalanannya, saya menemukan kejanggalan pada kasus Cicalengka. Saya pun memutuskan untuk fokus pada kasus Cicalengka, yakni penganiayaan KH Umar Basri. Apa yang saya dapatkan?
Sungguh terkejut saya, ketika mendapatkan jawaban dari adik KH Umar Basri, yakni KH Dudung Zaenul Alam.
Ia mengungkapkan, sebulan sebelum penyerangan, Asep Ukin (tersangka penyerangan) terlihat sering duduk-duduk di pelataran Masjid Pondok Pesantren Al Hidayah, Cicalengka.
Asep tak sendiri. Ada temannya yang biasanya bersama dengan Asep. Para santri tidak pernah menaruh curiga. Perawakan mereka tidak terlihat istimewa.
Polisi haya menetapkan Asep Ukin sebagai tersangka penyerangan terhadap KH Umar Basri. Ke mana teman Asep? Siapakah dia?
Saya mencoba mencari informasi ke rumah Asep yang letaknya hanya sekitar 1 kilometer dari pesantren. Saya juga blusukan ke Pasar CIsalengka. Informasi yang saya dapatkan, setahun belakangan Asep sering bermain di pasar itu.
Hasilnya, saya tidak mendapat informasi apapun tentang sosok orang yang disebut-sebut sering bersama Asep duduk-duduk pelataran mesjid pesantren.
Saya kemudian memutuskan untuk berangkat ke Garut, Jawa Barat, rumah keluarga Asep Ukin, yang berjarak sekitar 40 kilometer dari Cicalengka, Jawa Barat.
Di sini saya justru mendapatkan keterangan yang semakin mengejutkan. Asep Ukin, selama di Cicalengka, sering mondar-mandir Bandung-Garut sendiri! Asep tidak pernah tersasar pulang ke rumahnya di Garut.