NRA, yang mengklaim memiliki lima juta anggota, tidak merespon permintaan untuk memberikan tanggapan mengenai dampak boikot tersebut.
NRA mengatakan, orang yang marah terhadap penembakan tersebut harus fokus pada penyelewengan dalam penegakkan hukum.
Kamis lalu, Kepala eksekutif NRA Wayne LaPierre menyebut "para oportunis" menggunakan tragedi 14 Februari di Florida untuk memperluas pengendalian senjata dan menghapus hak memiliki senjata di AS.
"Mereka benci NRA. Mereka membenci amandemen kedua. Mereka benci kebebasan individu," katanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H