Mohon tunggu...
Kompas.com
Kompas.com Mohon Tunggu... Administrasi - Kompas.com

Kompas.com merupakan situs berita Indonesia terlengkap menyajikan berita politik, ekonomi, tekno, otomotif dan bola secara berimbang, akurat dan terpercaya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Gaduh Cantrang Jelang Pemilu

29 Januari 2018   06:28 Diperbarui: 29 Januari 2018   08:36 377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi penggunaan cantrang

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menyarankan agar nelayan mengganti cantrang dengan alat tangkap ikan yang ramah lingkungan, seperti jaring insang (gill net). Bedanya, gill net bekerja di permukaan hingga jenis ikan permukaan yang akan terjaring, seperti ikan kembung, selar, teri, tongkol, dan sarden.  

Nah, ini yang membuat para nelayan keberatan karena hasil melautnya jauh turun ketimbang menggunakan cantrang. Padahal, harga satu set gill net lebih mahal 5 kali lipat dari cantrang. Jika satu set cantrang beserta mesin penarik berkisar Rp 100 juta - 200 juta, harga gill net bisa mencapai hingga Rp 1 miliar.

Utang karena berhenti bercantrang

Lepas dari kontroversi itu, saya berkunjung ke kampung nelayan di Batang, Jawa Tengah. Di sana memang saya melihat sendiri, Tempat Pelelangan Ikan (TPI), yang pada malam hingga pagi hari selalu bau amis dan marak perdagangan ikan, kali ini bersih total, tanpa bau. Tak ada satupun nelayan yang melelang hasil ikannya.

Ternyata, sudah lebih dari 1 bulan puluhan ribu Nelayan di sini tidak melaut. Tak jarang dari mereka yang berutang ke kanan dan kiri.

Hitung-hitungan politik cantrang

Program Aiman memotret kondisi mereka. Jika saja saya ambil data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2013, ada 700.000 lebih nelayan di tiga provinsi (Jabar, Jateng, Jatim) yang sebagian besar berada di Pantai Utara Jawa. Ditambah dengan pekerja sektor perikanan, yakni Pembudidaya, Pengolah, dan Pemasar.

Maka jika dikalikan dengan anggota keluarga mereka, jumlah mereka bisa jadi melebihi jumlah warga penduduk DKI Jakarta yang 10 juta orang.

Nah, secara politik, jumlah mereka cukup besar, jika tidak mau dikatakan luar biasa, untuk memengaruhi suara pemilu, baik Pilkada 2018 ataupun Pemilu 2019 (legislatif dan Pilpres). Apalagi, ketua Himpunan Nelayan yang saya wawancara berjanji untuk tidak akan memilih partai hingga pemimpin di daerah dan pusat termasuk Presiden, jika mendukung pelarangan cantrang.

Jadi cantrang, jelas bukan hanya soal lingkungan, tapi juga pemilihan!

Saya Aiman Witjaksono,

Salam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun