Padahal catatan waktu mereka masuk dalam katagori penerima medali.
“Kalau dalam pengumuman yang kami baca di website resmi Lombok Marathon, semua peserta akan mendapatkan kaus dan semua finisher akan mendapatkan medali. Sekarang kok hanya 500 orang yang akan dapat medali,” keluh Andy salah seorang peserta dari Lombok Barat.
Situasi makin memanas saat hari makin siang. Peserta menunggu berjam-jam untuk mendapatkan medali.
Panitia yang menyuguhkan musik dan peresean, olah raga tradisional Lombok, mulai dituding mengulur-ulur waktu.
Hingga muncul teriakan para peserta yang menuding panitia melakukan penipuan terhadap mereka.
Protes itu tepat di hadapan Wakil Gubernur NTB dan Kapolda NTB yang duduk di podium tamu.
Putra Kapolda yang ikut kegiatan itu sempat kaget dan menangis atas aksi protes itu.
Di tengah keributan suara protes itu, Kapolda menenangkan putranya yang masih duduk di bangku sekolah dasar.
Wakil Gubernur NTB, Muhamnad Amin menenangkan peserta yang marah dan meminta panitia memenuhi janji mereka.
Minda yang sejak awal sudah memprotes mengatakan bahwa dia menginginkan mendali finisher dan kaus.
“Berikan saya kaus dan mendali finisher itu. Kami sudah lari loh, lari pakai tenaga ya, itu hak kami, jangan rampas hak kami dari dunia lari. Siapapun yang membuat even itu, akan saya teruskan ini, ini penipuan” tekan Minda.