Mohon tunggu...
Kompas.com
Kompas.com Mohon Tunggu... Administrasi - Kompas.com

Kompas.com merupakan situs berita Indonesia terlengkap menyajikan berita politik, ekonomi, tekno, otomotif dan bola secara berimbang, akurat dan terpercaya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Gempa di Banten, Kok Bisa Terasa Sampai Jakarta?

23 Januari 2018   17:12 Diperbarui: 23 Januari 2018   17:21 770
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pusat gempa pada Selasa (23/1/2018) pukul 13.34 WIB berdasarkan data USGS.

KOMPAS.com - Para karyawan di gedung-gedung tinggi di Jakarta berhamburan keluar setelah merasakan gempa 6,1 magnitudo yang berpusat di Lebak, Banten, Selasa siang (23/1/2018).

Padahal, jarak Banten ke Jakarta cukup jauh, kurang lebih 140 kilometer dengan waktu tempuh sekitar empat jam. Namun, mengapa warga Jakarta juga harus berhamburan keluar rumah dan kantor saat pusat gempa ada di Banten?

Menurut Daryono, Kepala Bidang Informasi Gempabumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG, Selasa (23/1/2018), dampak gempa dapat diibaratkan seperti kerucut terbalik.

Baca Juga: Gempa di Tasikmalaya, Kok Getarannya Terasa Sampai Jakarta?

"Analoginya seperti kerucut yang terbalik, semakin dalam pusat gempa, maka wilayah yang terkena dampaknya akan semakin luas. Tetapi kekuatannya berkurang seiring cakupan wilayahnya yang luas. Gempa itu merembet melalui kerak bumi, gempa tadi juga sampai ke Yogyakarta dan Lampung," kata Daryono, Selasa (23/1/2018).

"Semakin dangkal pusat gempa, cakupan wilayah terdampak akan semakin kecil," tambah Daryono. 

Seperti diketahui, gempa tektonik 6,1 mengguncang Banten, Jawa Barat dan Jakarta pada hari Selasa pukul 13:34 WIB dengan titik gempa di wilayah Samudera Hindia.

Koordinat episenter gempa 7,23 LS dan 105,9 BT atau 67 kilometer arah barat daya kota Bojonghaur, Sukabumi, Jawa Barat dengan kedalaman 61 kilometer.

"Hingga saat ini, sudah ada gempa susulan 11 kali dan kekuatannya cenderung berkurang. Kecil kemungkinan akan terjadi gempa lebih besar," jelas Daryono, Kepala Bidang Informasi Gempabumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG, Selasa (23/1/2018).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun