NEW YORK, KOMPAS.com - Harga sejumlah mata uang virtual merosot pada awal pekan ini. Bitcoin dan ripple, menjadi mata uang digital terbesar yang mengalami penurunan yang paling signifikan.
 Mengutip CNBC, Selasa (9/1/2018), harga ripple menurun 12,6 persen pada Senin (8/1/2018) waktu setempat pada penukaran mata uang digital Bitstamp. Situs jual beli mata uang digital Coinmarketcap.com menunjukkan harga bitcoin melemah hampir 30 persen.
 Akan tetapi, penurunan harga ripple pada laman tersebut disebabkan karena Coinmarketcap.com tak menyertakan harga dari sejumlah penukaran di Korea Selatan.
 Sementara itu, harga bitcoin merosot 10,6 persen dan litecoin 8 persen, menurut laman Coinbase. Indeks bursa bitcoin juga melemah 11,7 persen di Cboe, sempat pada level 14.810 dollar AS atau setara sekitar Rp 199,9 juta.
Baca juga: Ripple, Mata Uang Digital Tandingan Bitcoin Ini Menguat 4.100 Persen
 Sementara, harga ethereum naik 2,4 persen ke level 1.100,50 dollar AS atau setara sekitar Rp 14,8 juta.
 Sepanjang tahun 2017 lalu, nilai bitcoin melonjak 1.500 persen. Adapun nilai ripple meroket 35.000 persen.
 Tidak seperti banyak mata uang digital lainnya, ripple bekerja sama dengan institusi-institusi besar. Ini membuat ripple memiliki aura legitimasi dan lebih praktikal.
 Namun, sejumlah pengamat mata uang digital menyatakan, sentralisasi semacam itu berkebalikan dengan bagaimana seharusnya teknologi mata uang digital.
 "Alasan (nilai) ripple menguat sangat tinggi adalah karena bubble. Menguji mata uang digital dengan perbankan tidak masuk akal. Ide dari mata uang digital adalah Anda tidak memerlukan bank," jelas Erik Voorhees, CEO ShapeShift, yang memberikan layanan penukaran aset digital.