Mohon tunggu...
Kompas.com
Kompas.com Mohon Tunggu... Administrasi - Kompas.com

Kompas.com merupakan situs berita Indonesia terlengkap menyajikan berita politik, ekonomi, tekno, otomotif dan bola secara berimbang, akurat dan terpercaya.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

PDI-P: Kami Tidak Pernah Melodramatik, Beda dengan yang di Sana

4 Januari 2018   18:45 Diperbarui: 4 Januari 2018   19:17 1010
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekjen PDI PerjuanganHasto Kristiyanto mengatakan, partainya berbeda dengan partai lain yang kerap mengeluh karena merasa diintervensi.

Ia mengklaim, PDI-P tak pernah mengeluh meski dulu diintervensi rezim Orde Baru.

 "Politik adalah keyakinan. Partai ini (PDI-P) tidak pernah mengeluh, melodramatik, seolah ada intervensi dari kekuasaan. Berbeda dengan di sana yang sedikit-sedikit mengeluh," kata Hasto, di Kantor DPP PDI-P, Menteng, Jakarta, Kamis (4/1/2018).

Baca juga: PDI-P Usung Djarot Saiful Hidayat sebagai Calon Gubernur di Pilgub Sumut

Namun, Hasto tak menyebutkan siapa pihak yang dimaksudnya suka mengeluh.

 Hasto mengatakan, PDI-P pernah tak bisa mengikuti pemilu. Kantor DPP PDI-P di Menteng, Jakarta, juga pernah diserang. Akan tetapi, partainya tak pernah mengeluh.

 Demikian pula saat pilkada di Bali pada periode lalu. Hasto merasa ada upaya sistematis yang menghambat partainya. PDI-P tidak mengeluh dan tak merasa menjadi korban kejahatan.

Baca juga: PDI-P Sebut Pilkada Jateng Menarik karena Diramaikan Sekelas Menteri, Panglima dan Jenderal Polisi

 "Kami tidak menampilkan wajah seolah kami menjadi korban, jadi ketika kami diintervensi, kantor kami diserang, kami tetap teguh kemudian tetap menyatu dengan rakyat daripada kami membuat sebuah drama yang tidak perlu," lanjut Hasto.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun