Semenjak terinfeksi virus HIV, tim Dinkes Grobogan terus berperan memberi pendampingan serta memonitor perkembangan kondisi kesehatan SM. Di sela pengobatan rutinnya itu, SM hanya berharap, di dalam fisik siapapun, termasuk anak-anaknya, tidak akan bersarang virus HIV.
 "Percayalah Tuhan tidak akan memberikan cobaan yang sangat berat kepada hambanya. Biar saya saja yang alami takdir ini. Teruslah berbuat baik, berdoa dan bersemangat," pungkas pekerja serabutan ini.
970 orang idap HIV/AIDS
 Sekretaris PKBI Kabupaten Grobogan, Sutrisno, mengatakan, berdasarkan data yang dihimpun pihaknya bersama dengan Komisi Penanggulangan AIDS, pada 2017 tercatat sebanyak 970 warga Kabupaten Grobogan terinfeksi virus HIV/AIDS. Dari data itu, penderita didominasi oleh ibu rumah tangga dan 12 persen di antaranya adalah anak-anak.
 "Setiap tahun penularan HIV di Grobogan naik rata-rata 30 persen dalam 3 tahun ini. Untuk profesi yang tertular beragam, ada swasta, dokter, TNI dan polisi. Mayoritas yang terinfeksi HIV adalah ibu rumah tangga yang tertular suaminya. Yang terdata total 970 orang. Ini kan seperti fenomena gunung es," ungkap Sutrisno.
Baca juga : 42 Orang di Semarang Terindikasi HIV/AIDS, Salah Satunya Balita
Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Grobogan, Slamet Widodo, mengatakan, pihaknya terus melakukan koordinasi dengan pihak terkait untuk mendapingi para pengidap HIV/AIDS. Sosialisasi terkait HIV/AIDS, pemeriksaan kesehatan serta suplai obat gratis terhadap pengidap HIV/AIDS sudah merupakan program Dinkes Grobogan.
 "Pencegahan HIV adalah peran bersama termasuk kesadaran diri untuk berperilaku sehat. Test HIV, obati dan pertahankan. Kami akan terus berupaya mengantisipasi melalui sosialisasi dari desa ke desa, terutama monitoring warga yang sering merantau," kata Slamet.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H