KOMPAS.com - Seorang pria yang sempat menghapus akun Twitter Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump akhirnya buka suara. Ia adalah Bahtiyar Duysak, seorang warga negara Jerman keturunan Turki.
Di usia 'kepala dua', Duysak bekerja di bagian customer support divisi Trust & Safety Twitter yang bertugas meninjau ulang perilaku buruk pada platform Twitter. Ia mengaku tidak sengaja menghapus akun Twitter Trump selama 11 menit.
Duysak mengatakan, banyak kebetulan yang bisa saja berperan dalam kejadian itu, namun ia tidak menyebutkan lebih jelas kebetulan yang dimaksud.
"Saya memiliki waktu yang berat di AS. Terkadang saya merasa lelah. Semua orang bisa melakukan kesalahan dan saya telah melakukan kesalahan", jelas Duysak sebagaimana dihimpun KompasTekno dari Cnet, Sabtu (2/12/2017).
Baca juga : Akun Twitter Trump Sempat Menghilang 11 Menit
Saat kejadian itu terjadi, masa kerja Duysak di Twitter memang tinggal menghitung hari. Seperti biasa, di hari terakhirnya bekerja ia mulai menon-aktifkan akun Twitter, lalu menutup komputernya dan meninggalkan kantor Twitter di San Francisco.
Pada 2 November 2017 lalu, akun Twitter Trump dengan nama akun @realDonladTrump tidak bisa dicari di Twitter. Bagi pengikutnya (followers) akan mendapat catatan berupa "Maaf, halaman ini tidak ditemukan" yang mengindikasikan jika akun Twitter tersebut tidak aktif.
Atas kejadian itu, Twitter sempat mengatakan jika telah terjadi human error. Kemudian pihaknya merevisi jika pegawainya-lah yang bertanggungjawab atas kejadian tersebut.
Twitter telah berjanji menyiapkan langkah-langkah untuk mencegah kejadian tersebut terulang.
Baca juga : Ketika Akun Twitter Pentagon Minta Presiden Trump Lengser
Pekerja Twitter diketahui memiliki akses yang cukup mudah untuk menghapus akun Twitter.
Tetapi, untuk bagian pelayanan, mereka tidak bisa mengakses Direct Message (DM) atau mengotak-atik posting-an pengguna lain.
"Saya tidak meretas siapa pun. Saya tidak pernah melakukan apa yang bukan menjadi otoritas saya", imbuh Duysak.