NEW YORK, KOMPAS.com - Seorang ibu asal Amerika Serikat mengungkapkan sejumlah penyiksaan yang dilakukan Taliban, saat ditawan selama lima tahun oleh kelompok ekstermis tersebut.
Caitlan Coleman Boyle, perempuan berusia 31 tahun, asal Stewartstown, Pennylvania, yang diculik ketika berwisata ke Afganistan bersama suamninya, Joshua Boyle, seorang warga negara Kanada.
Dia menceritakan kepada ABC Newsyang ditayangkan pada Senin (20/11/2017), tentang kebrutalan anggota Taliban dalam memperlakukan keluarganya selama lima tahun. Caitlan menerima pukulan, dan bahkan perkosaan.
Caitlan mengatakan beberapa penjaga membenci anak-anaknya, dan kerap memukul putra sulungnya dengan tongkat. Mereka beralasan putranya sering membuat masalah dan terlalu berisik.
Baca juga : CIA: Pembebasan Keluarga Boyle Hanya Kolusi Pakistan dan Taliban
Ketika dia berusaha untuk menghalangi aksi para penjaga yang mengincar anaknya, Caitlan malah dipukul.
"Saya dipukul, ditendang, dan dilempar ke tanah," katanya.
Joshua menuturkan, istrinya mengalami luka serius ketika berdebat dengan penawan untuk menjauh dari anak-anaknya.
"Tulang pipinya patah. Dia (Caitlan) bahkan pernah mematahkan tangan dan jarinya ketika memukul mereka, dia bangga dengan luka itu," ujarnya.
Paling menyedihkan lagi ketika para penawan membunuh janin di rahimnya dengan aborsi. Kemudian, dia diperkosa secara bergantian oleh dua orang karena melaporkan tindakan keji mereka ke pimpinan kelompok itu.
"Mereka terus berkata hal ini (perkosaan) akan terus terjadi jika kami tidak berhenti membicarakan tentang pemaksaan aborsi," kata Caitlan.