Mohon tunggu...
Kompas.com
Kompas.com Mohon Tunggu... Administrasi - Kompas.com

Kompas.com merupakan situs berita Indonesia terlengkap menyajikan berita politik, ekonomi, tekno, otomotif dan bola secara berimbang, akurat dan terpercaya.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

"Perang" Duterte Vs Trillanes, Hancurkan atau Dihancurkan...

14 September 2017   15:30 Diperbarui: 14 September 2017   17:51 772
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Senator Antonio Trillanes dan Presiden Rodrigo Duterte

Senator Antonio Trillanes dan Presiden Rodrigo DuterteMANILA, KOMPAS.com - Setelah meluncurkan karir politiknya sejak dari balik sel penjara, Senator Filipina Antonio Trillanes mengaku yakin, apa yang terjadi kini bisa berakhir dengan perlawanan melalui kampanye tanpa henti, menentang Presiden Rodrigo Duterte.

Mantan Perwira Angkatan Laut yang memiliki rekam jejak upaya kudeta, datang dengan tekanan dan kampanye mengenai figur Duterte sebagai pembunuh massal yang korup.

"Orang ini adalah seorang sosiopat, dan dia memiliki pola pikir seorang pembunuh bayaran," kata Trillanes.

Di bidang kesehatan mental, sosiopat -yang dikenal juga dengan gangguan kepribadian antisosial- adalah sebuah kondisi seseorang yang tidak mampu beradaptasi dengan standar etika, dan perilaku yang berlaku dalam komunitasnya.

Baca: Remaja 17 Tahun Ditembak Terkait Narkoba, Picu Protes terhadap Duterte

Pria berusia 46 tahun itu mengungkapkan pandangannya dalam sebuah wawancara Rabu (13/9/2017), seperti diberitakan AFP.

Duterte memenangi pemilihan presiden tahun lalu di atas platform hukum yang oleh sejumlah pihak disebut brutal.

Dalam kampanye, dia menjanjikan sebuah langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk memberantas obat-obatan terlarang di masyarakat, dengan membunuh 100.000 pedagang dan pecandu.

Dia bersumpah, begitu banyak mayat akan dibuang di Teluk Manila, sehingga ikan di sana akan tumbuh gemuk, karena diberi makan.

Duterte juga mengatakan, dia akan memaafkan polisi jika mereka dinyatakan bersalah melakukan pelanggaran hak asasi saat memberlakukan perang obat bius.

Sejak Duterte menjabat sebagai Presiden pada pertengahan tahun lalu, polisi telah melaporkan lebih dari 3.800 pembunuhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun