Mohon tunggu...
Kompas.com
Kompas.com Mohon Tunggu... Administrasi - Kompas.com

Kompas.com merupakan situs berita Indonesia terlengkap menyajikan berita politik, ekonomi, tekno, otomotif dan bola secara berimbang, akurat dan terpercaya.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ketika Gus Dur dan Megawati Bertengkar...

7 September 2017   15:15 Diperbarui: 7 September 2017   15:24 1233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
*** Local Caption *** Dua Mantan Presiden RI, Gus Dur (Kiri) Dan Megawati Soekarnoputri Memamerkan Buku Pancasila Bung Karno Usai Menerima Buku Itu Dari Sabam Sirait Yang Mewakili Penerbit Faksi Bhinneka Tunggal Ika Di Kediaman Megawati Di Jakarta, Jumat (25/3). Gus Dur Hadir Di Sana Minta Maaf Tidak Bisa Hadir Di Kongres PDI Di Bali Mendatang.

*** Local Caption *** Dua Mantan Presiden RI, Gus Dur (Kiri) Dan Megawati Soekarnoputri Memamerkan Buku Pancasila Bung Karno Usai Menerima Buku Itu Dari Sabam Sirait Yang Mewakili Penerbit Faksi Bhinneka Tunggal Ika Di Kediaman Megawati Di Jakarta, Jumat (25/3). Gus Dur Hadir Di Sana Minta Maaf Tidak Bisa Hadir Di Kongres PDI Di Bali Mendatang.JAKARTA, KOMPAS.com - Hubungan Abdurrahman Wahid alias Gus Dur dengan Megawati Soekarnoputri memberi punya kisah tersendiri, baik dari sisi kehidupan maupun kancah perpolitikan.

 Dikutip dari buku "Hak Gus Dur untuk Nyleneh" karya E. Kosasih, Gus Dur menganggap Megawati sebagai adik.

"Seperti adik saya," kata Gus Dur, seperti ditulis dalam buku tersebut.

Meski keduanya dekat dan akrab, tak jarang pula mereka bertengkar.

Salah satunya, pada momentum jelang Pemilu 1997. Saat itu, Gus Dur pergi ke banyak tempat bersama Siti Hardianti Rukmana alias Mbak Tutut.

Baca: Pertemuan Terakhir Dua Sahabat, Gus Dur dan Gus Mus

Gus Dur membawa Tutut masuk ke kantong-kantong massa Nahdlatul Ulama seperti Jawa Timur, Jawa Tengah, hingga Lampung, dan memberi angin bagi Tutut untuk menarik warga Nahdliyin agar memilih Golkar.

Megawati saat itu menyerukan kepada para pendukungnya untuk golput, tak memilih pada Pemilu 1997.

Gus Dur pun kebakaran jenggot dan mengecam pernyataan Megawati.

Hubungan Gus Dur-Megawati menegang.

Sikap Gus Dur yang mengecam pernyataan Megawati kemudian mengundang antipati kalangan prodemokrasi.

Gus Dur dicoret dari jajaran tokoh prodemokrasi. Tak hanya itu, kedekatan dengan Tutut berimbas pada sikap tegas Gus Dur membiarkan Megawati berjuang sendirian.

Baca: Cerita Fidel Castro yang 'Ngakak' Dengar Lelucon Gus Dur

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun