JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia Yunarto Wijaya menilai, komunikasi politik yang dilakukan Presiden Joko Widodo lebih luwes.Â
Hal ini menjadikannya lebih mudah menjembatani komunikasi antar-tokoh-tokoh politik, termasuk dua mantan presiden, Megawati Soekarnoputri dan Susilo Bambang Yudhoyono pada peringatan HUT ke-72 Tahun RI, di Istana Negara, Jakarta, Kamis (17/8/2017) kemarin.Â
"Dia tidak pernah memiliki dendam politik. Dia tidak pernah memiliki musuh politik, karena pada dasarnya dia orang baru di politik," kata Yunarto alias Toto, saat dihubungi Kompas.com, Jumat (18/8/2017).Â
Toto mengatakan, rekonsiliasi antar-rezim pada era Jokowi sangat memungkinkan terjadi. Dulu, pertarungan antar-rezim seolah membelah bangsa seperti antara Orde Baru dan Orde Reformasi.
Baca: Pertemuan Megawati-SBY, Kado Manis Kemerdekaan RI
Pada era reformasi, terjadi pula perseteruan antara Gus Dur dan Megawati, Megawati dan SBY, yang menyebabkan proses rekonsiliasi sulit terlaksana.
"Pertanyaannya pada masa Jokowi kenapa lebih mudah proses rekonsiliasi terjadi? Karena Jokowi ini kan praktis tidak punya beban masa lalu, tidak punya beban sejarah untuk berkomunikasi dengan siapapun," kata Toto.
 Hal ini menguntungkan Jokowi karena komunikasi politiknya menjadi lebih luwes.
"Itu skor pertama. Ini keberhasilan Jokowi yang kita akui memiliki kemampuan komuniBagi Toto, Jokowi merupakan kelas menengah yang mendadak masuk ke dunia politik.kasi dan marketing luar biasa," ujar Toto.
Baca: Cerita Megawati dan SBY Kembali Rayakan HUT RI di Istana Setelah 13 Tahun
Selain itu, Toto menilai, Jokowi memiliki kemampuan komunikasi politik yang luar biasa terhadap mantan rivalnya, Prabowo Subianto.
"Kita tahu bahkan Prabowo pun beberapa kali didatangi," kata dia.
Secara terpisah, Direktur Eksekutif Freedom Institute Rizal Mallarangeng mengatakan, pertemuan Megawati-SBY dalam satu momen kenegaraan tersebut bisa dilihat sebagai bentuk kepercayaan kekuasaan di luar pemerintahan terhadap kinerja Jokowi-Jusuf Kalla.
"Saya kira ini kan manajemen kekuasaan yang baik dari Presiden Jokowi. Jadi, politik tidak menajam, tetapi melembut. Ini kan bagaimana pintar-pintarnya Presiden dengan dukungan partisipasi banyak pihak," kata Rizal.