Buku tulis menjadi bukti nyata, bahwa ada rencana besar yang disiapkan tersangka teroris yang membunuh Polisi di Polda Sumatera Utara, 2 pekan lalu!
Apa arti buku tulis itu? Seberapa penting perannya?
Banyak dari Anda yang pasti bertanya-tanya. Sebelum saya jawab, saya akan gambarkan sedikit soal buku tulis itu.
Buku tulis itu adalah buku tulis yang dicetak sendiri oleh Syawaluddin Pakpahan (43), tersangka utama teroris yang membunuh Ipda Anumerta Martua Sigalingging, petugas Pelayanan Masyarakat (Yanma), di Polda Sumatera Utara. Bacakasus penyerangan Polda Sumut.
Aksi Syawaluddin dilakukan berdua dengan temannya Ardial Ramadhana (34) yang tewas ditembak saat menyerang polisi pada saat umat Islam di seluruh Indonesia merayakan Idul Fitri akhir Juni lalu.
Di sampul buku tulis itu tertera pesan dari pemimpin tertinggi Islamic State of Iraq & Syam (ISIS) Abu Bakr Al Baghdadi. Pesan itu berisi ajakan untuk melakukan perlawanan, di manapun para pengikut ISIS berada.
Buku tulis ala tersangka
ISIS alias NIIS adalah Negara Islam Irak dan Syam. Jika dijabarkan wilayah yang mereka maksud dengan negeri Syam meliputi Lebanon, Suriah, Palestina, dan Yordania. Luas!
Lalu pertanyaannya kemudian, oleh siapa buku tulis itu digunakan?
Jawabannya adalah kelima putri Syawaluddin.
Syawaluddin memiliki lima orang anak yang semuanya perempuan. Yang paling besar duduk di bangku SMA, sementara yang paling kecil masih berusia Balita, 3 tahun.