JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, menjadi bintang utama dalam Kongres Diaspora Indonesia di Jakarta, Sabtu (1/7/2016). Penampilannya disambut amat meriah, apalagi ketika dia bicara tentang toleransi.
"Ayah tiri saya, dia Muslim, tapi dia hargai orang Hindu, Buddha, Kristen," kata Obama yang disambut tepuk tangan riuh dan sorak sorai sekitar 4.000 orang yang hadir, seperti dilaporkan BBC Indonesia.
Toleransi menjadi salah satu topik utama pidato Obama lantaran di dunia dan Indonesia, "Ada peningkatan penolakan pada kelompok minoritas, diskriminasi yang berdasarkan etnis, dan agama."
Baca: Pidato Obama di Kongres Diaspora Dinilai Bukan Sekadar Basa-basi
Obama bercerita, sikap toleransi yang dilihat dari ayah tirinya, Lolo Soetoro, dan berbagai pengalaman masa kecilnya di Indonesia, menjadi pelajaran berharga baginya untuk "menghargai perbedaan".
"Dan ketika melihat Candi Borobudur yang merupakan candi Buddha, di tengah negara Muslim, Candi Prambanan yang Hindu dan dilindungi negara Muslim, wayang kulit dan Ramayana di negara Muslim, semangat Indonesia haruslah toleransi. Dan itu juga terlihat dari gereja dan mesjid yang bersebelahan," tutur Obama yang disambut kembali dengan sorakan penonton.
Menurut Obama, toleransi inilah semangat dan karakter paling penting dari Indonesia yang harus ditiru negara Muslim di seluruh dunia.
"Bhinneka Tunggal Ika. Unity in Diversity," ujarnya.
Meskipun begitu, Obama menyadari gelombang anti-toleransi dan diskriminasi sedang berkembang pesat di dunia. Perkembangan teknologi dan internet disebutnya sebagai penyebab utama.
"Informasi instan yang menyebarkan berita buruk, membuat orang khawatir, sehingga mencari kemanan di tempat yang salah," ujarnya.
Dan muncullah apa yang disebut Obama sebagai 'nasionalisme yang salah', diskriminasi terhadap 'orang yang berbeda dari kita.'