Selain itu, Ahok bisa memberikan usulan kepadan Djarot. Pada pertemuan keduanya itu, Ahok memberi usul soal pengelola RPTRA. Ahok ingin pengelola RPTRA diberi seragam dan dinamakan "pasukan pink".
"Beliau juga usul untuk pengelola RPTRA dikasih seragam, karena berhubungan dengan ibu dan anak, ini dikasih seragam pasukan pink," ujar Djarot.
Ia mengatakan, "pasukan pink" akan melengkapi pasukan warna yang dimiliki oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
(Baca juga: Kata Djarot, Ahok Beri Nama "Pasukan Pink" untuk Pengelola RPTRA )
Adapun Pemprov DKI juga memiliki pasukan warna lain, seperti pasukan oranye, pasukan biru, dan pasukan ungu.
"Sehingga pasukan pelangi kita ditambah dengan pasukan pink yaitu bagi mereka yang bertanggung jawab untuk mengelola RPTRA," ujar Djarot.
Selain soal konser dan pengelola RPTRA, keduanya membicarakan keberlangsungan program bedah rumah.
Ahok meminta agar program tersebut dilanjutkan. Proses sertifikasi untuk pekerja harian lepas (PHL) juga harus dilanjutkan.
Pindah rumah
Selain berbicara soal Jakarta, Ahok dan Djarot berbicara hal-hal pribadi. Djarot mengatakan, Ahok meminta dia untuk pindah ke Rumah Dinas Gubernur di Taman Suropati.
Selama menjabat sebagai gubernur, Ahok tidak pernah tinggal di rumah dinas tersebut. Ahok tetap tinggal di rumahnya di Pantai Mutiara, Jakarta Utara.