BANDUNG, KOMPAS.com - Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mengklarifikasi anggapan sejumlah pihak yang menganggap ia tak bisa berbalas budi lantaran menerima dukungan Partai Nasdem terkait kiprah politiknya menuju Pilkada Jawa Barat.
Akibat keputusannya itu, dua partai pendukungnya di Pilkada Kota Bandung 2013 Partai Gerindra dan PKS menarik dukungan untuk Ridwan Kamil di Pilkada Jabar 2018 mendatang.
Ridwan mengatakan, mendapat situasi cukup sulit dari kedua partai itu. Partai Gerindra memberi syarat harus menjadi kader jika ingin didukung. Sementara PKS lebih mendorong figur dari internal untuk Pilkada Jabar.
"Makanya saya sampaikan kalau ada yang bilang saya anak durhaka meninggalkan partai pendukung kan sudah saya klarifikasi kemarin bahwa dua partai ini memberikan situasi di mana saya mengalami kesulitan," ujar Ridwan di Pendopo Kota Bandung, Jalan Dalemkaum, Rabu (4/5/2017).
(Baca juga: Ini Alasan Gerindra Tak Mungkin Usung Ridwan Kamil pada Pilkada Jabar 2018)
Â
"Nah ibu saya menasihati jangan masuk anggota partai dulu. Itu salah satunya yang jadi pertimbangan," tambah Emil, sapaan akrabnya.
Meski banyak dinamika, Emil enggan berkesimpulan lebih dini. Menurutnya keputusan soal Pilkada Jabar tetap ada di tangan petinggi partai politik.
"PDI-P juga sama saja seperti ke yang lain, Gerindra juga belum tahu karena Pak Prabowo belum berkesimpulan, PKS belum tahu karena Pak Sohibul Iman belum berkesimpulan, PDI-P juga belum tahu karena Ibu Mega belum berkesimpulan, Hanura belum tahu, jadi dari seluruh dinamika ini baru Nasdem," ucapnya.
(Baca juga: Pilkada Jabar, Ridwan Kamil Pilih "Weekend" untuk Promosikan Diri)
Â