JAKARTA, KOMPAS.com - Pada debat yang berlangsung Rabu (12/4/2017), calon gubernur DKI Jakarta nomor tiga Anies Baswedan dan pesaingnya, cagub nomor dua Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama sempat beradu argumen mengenai rute layanan bus transjakarta.
Anies menilai rute transjakarta disusun tidak mengakomodir kebutuhan warga. Namun hal itu dibantah oleh Ahok.
Dalam argumennya, Anies menilai rute transjakarta yang disusun saat ini masih mengacu hasil studi tahun 2007.
Ia menilai kondisi itu terjadi karena Pemprov DKI tidak melibatkan warga maupun pelaku usaha transportasi dalam penyusunan rute. Hal itulah yang dijanjikan Anies akan dilakukannya jika nantinya terpilih.
"Proses ini tidak top down, tapi buttom up. Teman-teman penyelengara selama ini minim diajak. Tapi nanti mereka yang akan terlibat bantu rumuskan," kata Anies.
Baca: Membandingkan Solusi Ahok dan Anies Mengatasi Mahalnya Ongkos Transportasi
Menanggapi hal itu, Ahok mengatakan penyusunan rute transjakarta sudah mengakomodir kebutuhan warga. Menurut Ahok, pihaknya sudah memiliki data mengenai rute-rute yang banyak dibutuhkan warga berdasarkan penerapan e-ticketing.
"Menempel tiket waktu keluar itulah buttom-up yang kita lakukan. Kami tahu persis Anda sampai ke mana," kata Ahok.
Ahok menyatakan, pada masa lalu, penumpang yang berangkat dari Terminal Kampung Rambutan ke Blok M bisa berpindah naik turun bus sebanyak tiga kali. Namun, hal itu dinyatakannya tidak terjadi lagi setelah dioperasikannya rute langsung.
"Kenapa kami tahu banyak penumpang yang pengIn Kampung Rambutan langsung Blok M? Karena dia tap (kartu)," ujar Ahok.
Baca: Warga Keluhkan Relokasi, Anies Tawarkan Program Menata Kampung