Mohon tunggu...
Kompas.com
Kompas.com Mohon Tunggu... Administrasi - Kompas.com

Kompas.com merupakan situs berita Indonesia terlengkap menyajikan berita politik, ekonomi, tekno, otomotif dan bola secara berimbang, akurat dan terpercaya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ciliwung Merdeka Sebut Pemindahan Korban Gusuran ke Rusun Hanya Propaganda Politik

3 April 2017   23:30 Diperbarui: 4 April 2017   16:51 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketua Komunitas Ciliwung Merdeka, Sandyawan (paling kanan), Sumardi saat ditemui di sekretariatnya di Kebon Pala, Jatinegara, Jakarta Timur, Senin (3/4/2017).
JAKARTA, KOMPAS.com -
Ketua Komunitas Ciliwung Merdeka Sandyawan Sumardi menilai pemindahan warga bantaran kali ke rumah susun hanya propaganda politik.

"Ada propaganda politik mengatakan penggusuran ini cara yang harus dikatakan sukses dan klaim penempatan di Rawa Bebek memanusiakan," kata Sandyawan, saat ditemui di Sekretariat Ciliwung Merdeka, di Jalan Kebon Pala II, Jatinegara, Jakarta Timur, Senin (3/4/2017).

(baca: Ciliwung Merdeka Sebut Mayoritas Warga Korban Gusuran di Bukit Duri Belum Dapat Rusun)

Sandyawan melontarkan pernyataan itu saat membeberkan data temuan Ciliwung Merdeka mengenai banyaknya warga asli bantaran Kali Ciliwung di Bukit Duri yang tidak mendapatkan unit hunian di rumah susun sederhana sewa (rusunawa) Rawa Bebek.

Menurut Sandyawan, banyak penghuni justru adalah warga yang sebenarnya tidak berhak dan bahkan tidak pernah tinggal di Bukit Duri.

(baca: Ciliwung Merdeka Tegaskan Jauh dari Kepentingan Politik)

Sandyawan menuding ada upaya untuk memanipulasi data dan fakta yang dilakukan secara masif dan sistematis.

 "Propaganda seringkali melibatkan pemerintah, warga dan golongan berpengaruh untuk mencapai tujuan strategis. Jadi propaganda itu pesan untuk memengaruhi pikiran masyarakat, membentuk persepsi dan memanipulasi pikiran untuk mendapatkan reaksi yang diinginkan penyebar propaganda," ujar Sandyawan.

(baca: Ciliwung Merdeka Perlihatkan Video Ahok Janji Tak Gusur Bukit Duri)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun