MALANG, KOMPAS.com - Rektor Universitas Brawijaya (Unibraw) Mohammad Bisri membantah bahwa mahasiswinya yang berinisial PWA (21) telah membunuh bayi laki-laki yang baru dilahirkannya.
Menurut dia, pelaku dugaan pembunuhan bayi itu adalah teman kosnya.
"Alhamdulillah ternyata pelakunya bukan dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Tetapi teman kosnya," katanya kepada Kompas.com, Sabtu (1/4/2017).
Baca juga: Seorang Mahasiswi Bunuh Bayi yang Baru Dilahirkannya di Kamar Kos)
Hingga saat ini, Bisri mengaku masih belum mengetahui pelaku dugaan pembunuhan bayi itu. Ia mengaku masih mencari tahu pelaku dugaan pembunuhan tersebut.
"Saya belum dapat info pelaku. Inggih Pak, sedang saya cari. Yang jelas pelakunya bukan PWA," ucapnya.
Menurut Bisri, nama PWA muncul karena ada laporan praktikum atas nama PWA di lokasi kejadian. Pihaknya sudah meminta kepada jajaran kepolisian untuk menginvestigasi kasus itu.
"Nama PWA muncul karena ada laporan praktikum atau buku atas nama PWA di kamar TKP. Beritanya masih simpang siur, barusan saya telpon Kapolsek saya mohon bantuan untuk investigasi," katanya.
Sementara itu, jajaran Polres Malang Kota masih melakukan penyelidikan atas kasus itu.
"Masih kita lakukan penyelidikan. Kalau kondisi ibunya sudah sehat nanti kita mintai keterangan. Pelaku masih belum dimintai keterangan karena masih dalam perawatan terkait pasca melahirkan," kata Kasatreskrim Polres Malang Kota, AKP Heru Dwi Purnomo.
Dari lokasi kejadian, pihaknya sudah mengamankan sejumlah barang bukti. Di antaranya tas ransel yang dijadikan pembungkus bayi, banner yang diduga dijadikan alas saat melahirkan, kain serta selimut yang terdapat bercak darah dan gunting yang diduga menjadi alat saat melahirkan.
Pihaknya mengaku akan memprosesnya secara hukum jika terbukti ada indikasi pidana.
"Ini ada dugaan pidana. Kita tetap sesuai prosedur," ungkapnya.
Pada Jumat (31/3/2017) sore kemarin, warga mendapati PWA (21) melahirkan bayi laki-laki di dalam kamar kosnya, di Jalan Sumbersari gang 1A nomor 70 RT 10 RW 1 Kelurahan Sumbersari, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang.
Diduga, PWA melahirkan siang hari dan menyembunyikan bayinya didalam tas ransel. "Yang bersangkutan melahirkan kurang lebih sebelum jumatan. Selanjutnya anaknya disembunyikan didalam ransel," jelas Heru.
Keterangan di lokasi kejadian, PWA tinggal seorang diri di kamar kosnya. Ia telah tinggal di lokasi itu selama kurang lebih tiga tahun.
"Dia kos satu kamar sendirian. Kalau yang kos d isini ada tiga orang," kata pemilik kos yang enggan disebutkan namanya kepada Kompas.com.
Selama ini, ia mengaku curiga dengan kondisi perut PWA yang buncit. Namun PWA mengaku bahwa buncitnya perutnya karena penyakit lambung. "Perutnya memang besar tetapi saat ditanya katanya lambung," tambahnya.
Saat waktu kejadian, tidak ada orang lain di dalam kamar itu. Hanya ada PWA dan bayi laki - lakinya yang sudah meninggal.
Pihak Rumah Sakit Islam Unisma Malang, tempat PWA dirawat setelah diketahui melahirkan mengakui bahwa yang bersangkutan di rawat di rumah sakit itu.
"Ia ada nama itu. Masuk habis isya (Jumat, 31/3/2017 malam). Keluar pukul 13.45 WIB (Sabtu, 1/4/2017)," kata Asmi, salah satu petugas di rumah sakit itu.
Menurut dia, setibanya di rumah sakit, PWA langsung menjalani perawatan di ruang IGD. "Yang bawa kesini bapak kosnya," jelasnya.
Baca juga: Pelaku yang Bunuh Bayinya Usai Melahirkan Merupakan Korban Pemerkosaan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H