KOMPAS.com --Hingga kini, karyawan millenial masih menjadi misteri bagi generasi-generasi di atasnya. Banyak yang merasa bingung dengan motivasi generasi yang sering kali dicap sebagai kutu loncat ini.
Untuk itu, Kompas.com pun bertanya kepada Anthony Fung, CEO dari Zalora Indonesia, di acara Zalora Style Awards, Jakarta, Kamis (23/3/2017).
Anthony berkata bahwa menjadi pemimpin di sebuah perusahaan yang 80 persen karyawannya adalah generasi milenial tidaklah mudah.
“Generasi milenial biasanya sangat mudah untuk pindah kerja. Mereka juga sangat mudah bosan,” ujarnya.
Dia berkata bahwa alasan mengapa generasi milenial sulit bertahan di satu tempat kerja saja adalah karena mereka hidup di era Facebook dan Instagram yang memberikan kepuasan secara instan.
“Jika Anda ingin tahu sesuatu, Anda tinggal mencarinya di internet. Lalu, jika Anda ingin tahu teman sedang apa, Anda tinggal ke media sosialnya. Jika Anda lapar, Anda bisa memesan makan secara onlinedan menunggunya di antar,” urainya.
Berkat berbagai perkembangan teknologi di atas, dunia pun menjadi jauh lebih praktis dan membuat orang-orang menjadi tidak punya kesabaran.
Sayangnya, Anthony berkata bahwa sangat sulit untuk mendapatkan kepuasan secara instan dalam pekerjaan.
“Karier butuh waktu 5, 10, 20 tahun untuk dibangun, tetapi generasi milenial ingin menjadi CEO dalam waktu dua tahun, mereka ingin jadi manajer setelah bergabung di perusahaan selama tiga bulan. Oleh karena itulah, mereka sangat sulit untuk dipimpin,” katanya.